Warga Sudah Antisipasi Hilangnya Tahu Tempe dari Pasaran
Warga sudah melakukan antisipasi dengan menyetok persedian panganan dari kedelai itu sejak kemarin.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sadar perajin tempe tahu akan mogok produksi
hingga tiga hari mendatang, beberapa warga sudah melakukan antisipasi dengan menyetok persedian panganan dari kedelai itu sejak kemarin.
Mala (52) misalnya, warga Duren Sawit ini, mengaku sudah dikabarkan
oleh tukang sayur langganannya mengenai aksi mogok produksi ini, "Saya
langsung beli banyak tempe tahu kemarin buat stok di kulkas." ujarnya
(Rabu, 25/7/2012).
Selain itu berdasarkan pengakuan warga Cimanggis Depok, Rasya (25),
keluarganya juga sudah mengantisipasi hal tersebut dengan memborong
sepuluh bungkus tahu di pasar kemarin.
Setiap bungkus tersebut berisi sepuluh buah tahu putih. "Maklum aja
keluargaku lebih suka makanan kampung, padahal daging ayam juga udah
beli." kata Rasya sambil diiringi tawa.
Menurut Rasya, tidak masalah bagi dia dan keluarganya jika harga tempe
tahu naik, asal kacang kedelai yang digunakan bukan merupakan produk
impor dari Amerika Serikat.
"Sebenarnya bisa aja sih nanam kedelai di Indonesia, misalnya daerah
Pasuruan. Tapi harga benihnya Rp. 6 ribu, coba kalau dijual Rp. 5
ribu." keluhnya.
Menurut Rasya, pemerintah perlu membantu petani kedelai dengan
mengusahakan harga benih yang lebih murah. Dengan begitu, petani lokal
bisa terus berproduksi.
"Kalau seandainya petani (Indonesia) jual kedelai lokal mahal,
sehingga harga tempe tahu mahal ya nggak kenapa-kenapa, toh kita
memberikan rezeki ke sesama orang Indonesia, bukan Amerika." Rasya
berkomentar.
Tak jauh berbeda dengan Rasya, Mala juga mengatakan hal yang sama.
"Pemerintah harus kasih subsidi buat harga benih kacang kedelai. Kalau
begitu kan, petani-petani Indonesia jadi nggak perlu impor, nanem aja
sendiri." ujarnya. (*)
BACA JUGA: