Sabtu, 4 Oktober 2025

Wamendag Akui Produksi Kedelai Nasional Merosot 8,4%

Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi mengungkapkan produksi kedelai 2012 mengalami penurunan sekitar 8,4 persen.

Editor: Sugiyarto
zoom-inlihat foto Wamendag Akui Produksi Kedelai Nasional Merosot 8,4%
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Seorang pekerja memasukkan kacang kedelai ke dalam karung untuk ditimbang di salah satu toko kacang kedelai di Jalan Terusan Pasirkoja, Kota Bandung, Selasa (24/7/2012). Penjulan kacang kedelai untuk bahan baku membuat tahu dan tempe selama sebulan terakhir di tempat ini turun hingga 30 persen. Hal tersebut dipicu naiknya harga kacang asal Amerika tersebut menjadi Rp 7.600 - Rp 7.800 per kg dari harga sebelumnya Rp 6.500 per kg. (TRIBUN JABAR/ Gani Kurniawan)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi mengungkapkan produksi kedelai 2012 mengalami penurunan sekitar 8,4 persen. Dan ini pulalah yang menjadi salah satu penyebab kenaikan harga bahan baku tahu dan tempe ini meroket di dalam negeri.
 
Setali dua uang, impor kedelai pun merosot. Hal ini disebabkan di Negara-negara eksportir kedelai seperti Amerika, Brasil dan Argentina juga mengalami penurunan produksi. Merosotnya produksi kedelai di tiga Negara eksportir terbesar di dunia ini cukup besar jumlahnya.
 
Hal ini terjadi karena di Amerika sedang mengalami kekeringan yang berdampak pada merosotnya produksi kedelai di pasar dunia.
 
“Produksi dalam negeri tahun 2012 juga turun 8,4  persen. Ini yang membuat tekanan terhadap harga kedelai dalam negeri meningkat. Impor produksi turun dalam negeri juga turun,” ungkap Bayu, di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (25/7/2012).
 
Karenanya, harga kedelai pun terkerek naik, seiring turunnya produksi komoditas ini di pasar internasional. Dan itu tidak terkecuali di tanah air,harga kedelai meroket dari Rp5.500 menjadi Rp8.200 per kilogram (kg) dalam dua pecan terakhir ini.
 
Sedangkan di pasar internasional, menurut catatan Bayu, harga bulan Juni-sekaramh rata-rata kedelai 520 dolar AS per ton. Atau naik 10 persen dari harga rata-rata bulan Januari 2012, yakni 435 dolar AS per ton.
 
“Situasi ini membuat perajin tahu-tempe kesulitan. Meskipun kalau kita lihat, perbandingkan harga tahu tempe dan kedelai Juli 2011 dibanding Juli 2012 sudah terjadi penyesuaikan harga tahu tempe. Kedelai Juli 2011-2012 naik sekitar 2,34  persem. Tahu tempe naik 2,48 persen. Sebenarnya tahu tempe sudah melakukan penyesuaian harga tahu tempe,” jelasnya.
 
Lebih lanjut, melihat persoalan tersebut, Bayu menjelaskan pemerintah memutuskan beberapa kebijakan. Yaitu, pertama, pemerintah akan membebaskan bea masuk impor kedelai, dimana saat ini 5 persen akan menjadi nol persen. “Dan berlaku secepatnya. Ini tidak berlaku selamanya,” terang dia.
 
Kebijakan membebaskan bea masuk impor kedelai ini akan mulai berlaku awal Agustus hingga akhir tahun ini. “Ini kebijakan pertama untuk membantu perajin tahu tempe.”
 
Kedua, pemerintah  akan memfalisitasi koperasi perajin tahu tempe untuk melakukan impor langsung kedelai. Karena selama ini ijin impor kedelai sifatnya terbuka dan dipengang oleh swasta. “Untuk mengurangi biaya distribiusi dan margin, kita akan dorong  koperasi tahu tempe melakukan impor sendiri,” lanjut dia menjelaskan.
 
Selain itu, pemerintah akan terus mendorong produksi kedelai dalam negeri. Menurut mantan wakil menteri pertanian ini bahwa langkah-langkah menuju itu sudah disiapkan pemerintah. (*)
BACA JUGA:
 
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved