Jumat, 3 Oktober 2025

Kepala BP Migas Diminta Mengundurkan Diri

Ketua DPP KNPI Bidang Energi Arif Rahman mengungkap, sudah saatnya pemerintah merombak struktur di BP Migas.

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-inlihat foto Kepala BP Migas Diminta Mengundurkan Diri
rachmat hidayat
Ketua DPD KNPI Jakarta Arif Rahman

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA-- Ketua DPP KNPI Bidang Energi Arif Rahman mengungkap, sudah saatnya pemerintah merombak secara menyeluruh struktur yang ada di BP Migas. 

Jangan hanya mengganti deputi saja, tetapi pemerintah harus berani mengganti kepala BP migas R Priyono karena telah gagal dalam menjalankan tugas sebagai kepala BP migas

"Bahkan, kalau beliau sadar maka sebaiknya mengundurkan diri saja karena gagal dalam memenuhi target lifting minyak dan tidak mampu dalam mengkonsolidasikan organisasi BP migas," ujarnya Minggu (22/7/2012).

Alasannya, papar Arif, karena dalam empat tahun terakhir sampai semester pertama tahun 2012 ini, selalu gagal memenuhi target lifting minyak yang ditetapkan bersama. Pada 2009, lifting minyak yang ditargetkan dalam APBN-P 2009 sebesar 960.000 bph, tetapi hanya tercapai 948.000 bph. Begitu juga dengan kondisi 2010, lifting minyak juga hanya mencapai 954.000 bph, sedangkan angka yang ditargetkan dalam APBN-P 2010 sebesar 965.000 bph.

Tahun 2011, katanya lagi,  mengamanatkan pemerintah untuk memenuhi target lifting minyak 945.000 barel per hari, tetapi hingga berakhirnya 2011, pencapaian rata-rata hanya 898.000 barrel per hari dan di tahun 2012 Pencapaian tersebut kembali di bawah target APBN-P 2012 sebesar 930 ribu bph.

"Dengan kegagalan ini, berarti ada pelanggaran terhadap UU APBN yang telah ditetapkan, dan ini terjadi setiap tahunnya. Target [lifting] selalu ditetapkan, tetapi tidak pernah tercapai," tandasnya.

BP migas dianggap tidak mampu menjalankan fungsinya dalam mengkonsolidasi organisasi BP migas sebagai contoh10 kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) penyumbang utama produksi migas nasional. Antara lain PT Chevron Pacific Indonesia, PT Pertamina EP dan PT Total Indonesie E&P.

"Sekitar 70 persen peralatan migas di Indonesia tergolong tua, karena berusia 25 sampai 30 tahun," ungkapnya.

Jika di diamkan, katanya lagi,  akan mengganggu iklim investasi sektor migas, semua perlu diperbaiki agar investor makin rajin berinvestasi dan solusi membangun kepercayaan investor dalam dan luar negeri dengan cara merombak total dan mengganti R Priyono di BP Migas.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved