Jumat, 3 Oktober 2025

Harga Sembako Naik Jelang Puasa Ulah Spekulan

Harga pangan dan bahan pokok menjelang bulan Ramadhan tahun ini mengalami lonjakan kenaikan hampir satu bulan sebelumnya,

zoom-inlihat foto Harga Sembako Naik Jelang Puasa Ulah Spekulan
TRIBUNNEWS.COM/DANY PERMANA
Pedagang bawang merah Brebes di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, merapikan barang dagangannya, Senin (12/3/2012). Harga bawang merah Brebes per kilo masih stabil di angka Rp 7500, namun para pedagang menghawatirkan harga-harga sembako akan segera naik seiring rencana kenaikan BBM April mendatang. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga pangan dan bahan pokok menjelang bulan Ramadhan tahun ini mengalami lonjakan kenaikan hampir satu bulan sebelumnya, ini menandakan bawah tata niaga pangan dan sistem proteksi konsumen pemerintah kurang efektif. Pemerintah harus menindak tegas para pedagang yang melakukan spekulasi harga dan penimbunan barang-barang kebutuhan pokok.

Anggota Komisi IV DPR RI Ma’mur Hasanuddin mengungkapkan kenaikan harga berbagai kebutuhan pokok seringkali terjadi setiap tahun menjelang bulan suci Ramadhan, namun tahun ini ironisnya kenaikan terjadi hampir satu bulan sebelum Ramadhan.

"Fenomena ini menandakan bahwa spekulan telah memanfaatkan psikologi konsumen yang diakibatkan rapuhnya tata niaga pangan Pemerintah selama ini," kata Ma'mur dalam siaran pers yang diterima Tribunnews.com, Selasa(17/7/2012).

Harga sejumlah bahan pangan pokok (sembako) mulai merambat naik, berkisar 5%-20%. Berdasarkan pantauan di tingkat eceran dan pasar tradisional, beberapa komoditas sembako seperti gula pasir, minyak goreng, daging ayam, dan telur ayam, naik dengan persentase bervariasi. Namun ironi diungkapkan oleh Menteri Perdagangan Gita Wirjawan yang menegaskan stok bahan kebutuhan pokok selama bulan puasa hingga Lebaran mencukupi. Karenanya masyarakat tidak perlu panik dengan kelangkaan. Kenaikan harga yang terjadi di pasar lebih disebabkan karena lonjakan permintaan dan gangguan distribusi.

“Kenaikan harga di tingkat pedagang terjadi akibat efek berantai spekulasi harga yang dilakukan oleh agen dan distributor, Pemerintah harus bertindak cepat menuntaskan masalah ini. Karena ketersediaan pangan saja tidak cukup, ketika konsumen tidak mampu menjangkau,” jelasnya.

Legislator dari Jawa Barat ini menambahkan, kenaikan harga bahan pangan menjelang Ramadan seakan jadi tradisi yang tidak bisa diantisipasi oleh pemerintah. Seharusnya Pemerintah meningkatkan sensitifitasnya atas kenaikan berbagai kebutuhan pokok selama ini dan tidak boleh mentutup mata dengan disisi lain secara intensif terus memperketat pengawasan pangan secara maksimal.

“Selain terkait kenaikan, Pemerintah juga harus memastikan bahwa bahan pokok yang beredar saat ini harus aman dan terjaga kualitasnya. Karena sesungguhnya masyarakat pada saat bulan Ramadhan perlu mendapatkan pangan yang baik secara kualitas kehalalanya dan kuantitas. Karena disinyalir beberapa pedagang mengedarkan produk pangan yang sudah kadalursa untuk meraih keuntungan semata," ujarnya.

Dari hasil temuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) mengenai produk yang tidak memenuhi ketentuan sejak tahun 2009-2011, paling banyak ditemukan adalah pangan tanpa izin edar. Sementara temuan terkait pangan kedalurasa umumnya lebih banyak di daerah-derah terpencil, seperti misalnya Jayapura, Ambon, Kupang, yang transportasi serta sumber daya manusianya terbatas.

Baca juga:

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved