Jusuf Kalla: Menyelesaikan Konflik Harus dengan Kekerasan
Jusuf Kalla, mantan wakil presiden Republik Indoneria beranggapan, cara menyelesaikan konflik adalah harus juga menggunakan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jusuf Kalla, mantan wakil presiden Republik Indoneria beranggapan, cara menyelesaikan konflik adalah harus juga menggunakan kekerasan, tanpa ada senyuman.
"Menyelesaikan kekerasan itu harus dengan kekerasan juga, jangan ada senyuman. Pemerintah tidak bisa senyum selesaikan konflik, tapi harus ada caranya," ujar Jusuf Kalla dalam acara "Sarasehan Kebudayaan, Kekerasan di Sekitar Kita" di Hotel Sahid, Minggu malam (15/7/2012).
Lebih lanjut, ketua Palang Merah Indonesia ini mengatakan, konflik di Indonesia paling marak terjadi di tahun 2000-2001. Akibat konflik tersebut, sebanyak 1,5 juta penduduk mengungsi.
"Paling banyak konflik itu tahun 2000-2001, ada 1,5 juta pengungsi. Saat itu kita negara terbesar di dunia lantaran banyak pengungsi akibat dari berbagai konflik, di Aceh, Poso, Kalimantan, dan lainnya," tutur Jusuf Kalla.
Mantan Menko Kesra di Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid ini, menambahkan, adanya kekerasan yang terjadi saat ini adalah lantaran berbagai hal yakni adanya ketidakadilan, ketimpangan ekonomi antara yang mampu dengan yang tidak mampu, lingkungan, hukum yang tidak berjalan dan wibawa aparat yang menurun.
KLIK JUGA:
- Gunung Merapi Keluarkan Asap Pasca gempa
- FITRA: Kejaksaan Paling Korup
- Mbah Rono Minta Warga Lereng Merapi Tidak Panik
- Sempat Terdengar Suara Gemuruh Gunung Merapi
- Mahfud MD: Dulu Kekerasan Vertikal Sekarang Horizontal