BK DPR Tutup Kasus Si Raja Sawer
Badan Kehormatan (BK) DPR RI tidak menindaklanjuti kasus dugaan asusila yang dilakukan Ketua Fraksi Partai Hanura, Sunardi Ayub, karena
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Kehormatan (BK) DPR RI tidak menindaklanjuti kasus dugaan asusila yang dilakukan Ketua Fraksi Partai Hanura, Sunardi Ayub, karena laporan tidak cukup bukti awal.
"Untuk laporan kasus Ketua Fraksi Hanura, hasil penelitian, ternyata tidak cukup bukti untuk ditindaklanjuti, karena tidak ada dokumen pendukung," kata Ketua BK, M Prakosa.
Prakosa menjelaskan, pihaknya melakukan analisa laporan dan kelengkapan dokumen terhadap aduan yang masuk ke BK. Jika pengaduan itu dianggap mencukupi bukti, maka akan dindaklanuti dengan pemanggilan kepada pelapor dan terlapor.
Namun, bukti pendukung itu tidak ditemukan dalam berkas kasus Ketua Fraksi Hanura yang dilaporkan oleh Bambang Tirto Guspramotto.
"Kalau dia katakan ada kejadian begini, maka dia juga punya dokumen pendukung, misalnya foto, itu kan ada bukti. Tapi, setelah kita analisa di laporan itu, ternyata tidak ada bukti pendukung," jelas Prakosa.
Dalam aturan main BK, tidak semua laporan atau aduan harus dilanjutkan. Hal itu tergantung bukti pendukung.
"Kalau semua ditindaklanjuti, nanti bisa ke arah fitnah. Jadi, kami harus hati-hati sekali. Kalau dilanjutkan, bisa merusak nama baiknya (terlapor) dan bisa membuat keresahan. Karena selama ini juga banyak surat aduan seperti surat kaleng istilahnya," papar politisi PDI Perjuangan itu.
Bambang Tirto Guspramotto, yang mengaku Wakil Sekretaris DPD NTB Partai Hanura melaporkan Ketua Fraksi Partai Hanura di DPR, Sunardi Ayub, ke BK DPR, pada 22 Mei 2012, atas tuduhan perbuatan asusila dan amoral.
Bambang menyebutkan Sunardi kerap berganti perempuan yang bukan istri sahnya. Karena kerap menghamburkan uang di tempat hiburan malam, Sunardi dikenal sebagai "Raja Sawer".
"Dia senang juga sama ABG (Anak Baru Gede). Kalau malam dia suka ke klub malam. Saya suka ikut sampai subuh dan dia suka minta dicarikan kalau setiap ke hiburan malam. Dia paling suka penari telanjang. Tempatnya di Peninsula, di situ dia sudah dikenal 'Raja Nyewer'. Tanya saja itu ke dia," beber Bambang saat itu.
Pada awal munculnya kasus ini, Sunardi sendiri telah membantah tuduhan Bambang itu. Sunardi menyatakan apa yang dilaporkan Bambang adalah fitnah. Itu dilatarbelakangi oleh sakit hati karena gagal jadi calon legislatif (caleg).
Lihat Juga: