Survei: Anak Muda Pilih Golkar, PDIP dan Gerindra
Lembaga Survei Indo Barometer dalam survei di 33 provinsi soal pemilih pemula dan anak muda menempatkan Golkar diurutan pertama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Survei Indo Barometer dalam survei di 33 provinsi soal pemilih pemula dan anak muda menempatkan Golkar diurutan pertama disusul PDIP dan Gerindra.
Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari, mengatakan pilihan responden pemilih pemula lebih banyak karena alasan suka dengan partai dan tokoh partai serta menginginkan adanya perubahan.
Survei Indo Barometer terhadap pemilih pemuda sesuai UU Pemuda berusia 30 ke bawah. Survei dilaksanakan di 33 provinsi di seluruh Indonesia dengan jumlah responden 1200 orang.
Responden adalah pemilih pemula. Yang didefenisikan sebagai pemilih pemuda adalah mereka yang berusia di bawah 30 tahun sesuai UU Pemuda. Adapun pemilih pemula adalah mereka yang baru pertama kali menggunakan hak pilihnya pada pemilu 2014. Pengumpulan data lapangan pada 8-19 Mei 2012.
Jika pemilu legislatif diadakan hari ini maka partai politik yang akan dipilih di pusat adalah Golkar (15,8 persen), PDIP (13,9 persen), Gerindra (9,9 persen), Demokrat (6,8 persen), PAN (2,4 persen), PKS (2,4 persen), PKB (2,0 persen), Hanura (1,8 persen), NasDem (1,6 persen), PPP (1,5 persen), PKNU (0,3 persen), PBR (0,3 persen), belum memutuskan 21,8 persen, tidak akan memilih 0,9 persen, tidak jawab 8,6 persen,
Ketua DPP PDIP bidang Pemuda dan Olahraga Maruar Sirait mengatakan survei ini merupakan evaluasi bagi PDIP.
"Tentunya kita tidak bisa mengevaluasi kinerja kita sendiri. Karena kita mengadakan program begitu banyak ada pendidikan, olahraga, kesenian, ekonomi kerakyatan dan sebagainya. Membuktikan dalam survei kita objektif," katanya di kantor DPP PDIP Lenteng Agung Jakarta, Kamis (7/6/2012)
Dikatakan meskipun survei itu masih menempatkan PDIP kedua dipilih anak muda namun itu bisa berubah pada Pemilu 2014.
"Tahun 2012 ini PDIP nomor dua dipilh anak muda. Nanti 2014 PDIP nomor satu pilihan anak muda.
Lebih bagus kita menyadari tahun 2012, bukan 2014 Pemilu masih 2 tahun," ujarnya.
Klik Juga: