Warga Rela Naik Truk Demi Selembar e-KTP
Dua kecamatan di selatan Kabupaten Bandung Barat, yakni Kecamatan Gununghalu dan Kecamatan Rongga,
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Dua kecamatan di selatan Kabupaten Bandung Barat, yakni Kecamatan Gununghalu dan Kecamatan Rongga, sangat membutuhkan perangkat perekam data e-KTP mobile mengingat tempat tinggal penduduk di dua kecamatan tersebut yang terpencar di berbagai pelosok. Akibat minat warganya yang sangat tinggi untuk membuat e-KTP, Kecamatan Gununghalu bahkan membutuhkan perangkat perekam e-KTP tambahan.
Camat Rongga, Jajang Arifien, mengatakan baru warga dari tiga desa di kecamatannya yang dipangil untuk melakukan perekaman data e-KTP, yakni Desa Cibedug, Sukamanah, dan Cinengah. Tiga desa ini merupakan desa terdekat dengan Kantor Kecamatan Rongga.
"Yang membuat bingung nanti kalau kami mengundang desa-desa terjauh, seperti Desa Cicadas, Bojongsalam, Sukaresmi, dan Cibitung. Warga harus menempuh perjalanan sangat jauh dengan kondisi infrastruktur yang kurang baik. Makanya, kami sangat membutuhkan perangkat e-KTP mobile supaya caranya jemput bola saja," kata Jajang saat ditemui di Kantor Kecamatan Rongga, Senin (28/5/2012).
Dengan jarak yang sangat jauh dan infrastruktur jalan yang buruk, tuturnya, warga akan dibenturkan pada masalah ongkos menuju kantor kecamatan. Warga Cicadas, contohnya, akan terpaksa menggunakan ojek dan membayar sekitar Rp 60 ribu hanya untuk sampai di kantor kecamatan. Sebab, Rongga belum memiliki trayek angkutan umum.
Sampai kemarin, ujar Jajang, telah terekam 7.122 data penduduk dari 40.686 wajib KTP di Rongga. Kantor kecamatan selalu terbuka setiap hari mulai pukul 08.00 sampai 17.00 untuk melayani perekaman data e-KTP. Lebih dari pukul 17.00, ucapnya, tegangan listrik di kecamatan tersebut akan turun sehingga pelayanan pun terpaksa dihentikan.
Hal senada diungkapkan Sekretaris Camat Gununghalu, Agus Ganjar. Minat warga yang tinggi untuk membuat e-KTP, kata Agus, tidak diiringi dengan sarana perangkat perekam data e-KTP yang mencukupi. Dengan dua set perangkat perekam data e-KTP, ucapnya, Kecamatan Gununghalu sampai kemarin sore telah merekam 13.911 data penduduk dari 60.573 wajib KTP.
"Kecamatan Gununghalu selalu berada di peringkat pertama sebagai perekam data penduduk terbanyak di Bandung Barat. Antusias warga Gununghalu untuk membuat e-KTP sangat luar biasa. Kami pun akan mengajukan permohonan perangkat e-KTP tambahan selain e-KTP mobile," kata Agus.
Pendamping Perekaman Data e-KTP Kecamatan Gununghalu, Ridwan, mengatakan kendala dalam perekaman data e-KTP hampir sama. Yakni, sensitifitas perekam retina mata dan sidik jari yang terkadang menurun ketika terlalu lama digunakan. Bahkan kondisi tangan warga yang kasar atau retina mata yang kurang jelas membuat alat-alat perekam tersebut tidak dapat merekamnya.
Selain sensitifitas alat perekam, ucapnya, tegangan listrik di wilayahnya pun dapat membuat perangkat perekam data mengalami kerusakan. Jumat pekan lalu, tuturnya, alat perekam data sempat negalami hang semalam karena listrinya mengalami penurunan tegangan secara drastis.
Ditemui terpisah, warga Kampung Pameungpeuk, Desa Bunijaya, Kecamatan Gununghalu, Aep (50), mengatakan dia bersama 20 tetangganya sengaja pergi dari kampungnya menggunakan truk pengangkut kayu. Sebab mereka tidak sanggup jika harus membayar ongkos ojek yang sangat mahal.
"Dari jam 8.00 kami sampai di kantor kecamatan. Kami terpaksa saling menunggu karena kalau semuanya sudah beres buat e-KTP, kami baru bisa pulang pakai truk ini lagi barengan lagi," kata Aep kepada Tribun sebelum pulang kembali ke kampungnya.
Baca juga: