Dewan Gerah Kelangkaan Elpiji Merajalela
Pihak DPRD Kota Bandung mendesak Wali Kota Bandung tak hanya diam dengan masalah kelangkaan elpiji 3

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Pihak DPRD Kota Bandung mendesak Wali Kota Bandung tak hanya diam dengan masalah kelangkaan elpiji 3 kilogram (kg) di tengah masyarakat. Apalagi kelangkaan sudah berlangsung sebulan terakhir.
"Masyarakat harus mendapat kejelasan dari Wali Kota Bandung penyebab kelangkaan gas 3 kg," ujar Anggota DPRD Kota Bandung Lia Noer Hambali di ruang kerjanya, Senin (28/5/2012).
Menurut Lia, kelangkaan gas sudah meluas hampir di seluruh kecamatan bahkan di wilayah Bandung timur harga terus naik sampai Rp 20 ribu. Padahal harga eceran tertingginya tak sampai Rp 13 ribu.
"Wali Kota wajib datangi Pertamina, apakah kelangkaan gas karena pasokan tersendat atau ada gangguan lain," ujar Lia.
Lia juga menyesalkan pembatalan rencana Wakil Wali Kota Bandung mendatangi Pertanina hanya karena terhalang protokoler. "Mestinya jika mau sidak tidak perlu protokoler. Pembatalan ke Pertamina akibatnya tidak diketahui penyebab kelangkaan elpiji," kata Lia.
Hasil pantauan di lapangan, elpiji masih sulit dicari. Jika pun ada, harganya Rp 20 ribu bahkan di Kecamatan Astanaanyar sudah elpiji 3 kg mencapai Rp 24 ribu.
Wali Kota Bandung Dada Rosada mengaku tidak diam dengan terjadinya kelangkaan elipiji 3 kg. "Saya sudah mencari penyebab kelangkaan elipiji 3 kg. Dikarenakan prudusennya yang tersendat. Mau bagaimana lagi," ujar Dada usai rapat paripurna di Gedung DPRD Kota Bandung, Senin (28/5).
Dada minta Pertamina segera memasok elpiji 3 kg ke masyarakat secepatnya. "Saya sudah berupaya agar pasokan gas lancar tapi buktinya tetap berkurang. Tak bisa berbuat banyak karena pemkot tak bisa memproduksi gas," jelas Dada.
Sedangkan Ketua DPRD Kota Bandung Erwan Setiawan mengaku belum tahu penyebab kelangkaan gas di Kota Bandung. "Saya akan panggil dinas perindustrian dan perdagangan untuk menanyakan penyebab hilangnya gas," ujar Erwan.
Erwan juga minta aparat kepolisian untuk menindak tegas jika ada yang menimbun gas guna mencari keuntungan dengan menyengsarakan rakyat.
Bukan hanya di Kota Kembang, elpiji 3 kg juga langka di Sumedang. Akibatnya Pemkab Sumedang mengajukan penambahan kuota gas elpiji tabung 3 kg ke Pertamina karena sudah sulit didapatkan dan harganya berkisar Rp 17 ribu.
"Pemkab Sumedang dan juga Hiswana Migas meminta tambahan kuota atau kuato kembali normal lagi," kata Asisten Bidang Ekonomi Setda Sumedang Dede Hermasah, usai menggelar rapat pembahasan gas elpiji di Aula Disperindag Sumedang, Senin (28/5).
Dalam rapat yang melibatkan Agen, Hiswana Migas Bandung Sumedang terungkap juga kalau kuota Sumedang mencapai 600.480 tabung. Namun sejak awal tahun mengalami pengurangan sampai tujuh persen.
"Kekurangan gas itu terasa sejak awal tahun dan kami meminta ada tambahan kuota. Kemudian pengurangan kuota menjadi lima persen sejak satu bulan terakhir," kata Dede.
Namun, terang Dede, masih terjadi kekurangan dan warga kesulitan mendapatkan gas elpiji. "Harganya juga naik dan gas elpiji sulit. Minggu ini sempat ada ekstra droping dari Pertamina sebanyak 64 truk atau sekitar 11 ribu tabung," katanya.