Jumat, 3 Oktober 2025

SDN Munjul 01 Cipayung Harus Direhabilitasi Berat

Kondisi salah satu ruangan kelas SDN Munjul 01 di Jalan Dalang, RT 008 RW 05, Kelurahan Munjul, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur rusak parah.

Penulis: Wahyu Aji
zoom-inlihat foto SDN Munjul 01 Cipayung Harus Direhabilitasi Berat
TRIBUN KALTIM/NIKO RURU
ILUSTRASI

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kondisi salah satu ruangan kelas SDN Munjul 01 di Jalan Dalang, RT 008 RW 05, Kelurahan Munjul, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur rusak parah.

Tidak ada plafon di sana. Beberapa genteng pun pecah, dan kerangka atap rapuh dimakan rayap. Akibatnya, pihak sekolah mengunci ruang tersebut dengan sebuah gembok.

Sehingga, selama tiga tahun, ruangan terpaksa tidak digunakan. Kepala SDN Munjul 01 Subarjo Suryono menjelaskan, ruangan tersebut dulunya merupakan ruang kelas 3. Agar tidak roboh, pihaknya menopang kerangka plafon dengan sejumlah kayu.

"Sengaja ditopang agar atapnya tetap kuat," katanya, Minggu (20/5/2012).

Subarjo mengaku miris melihat kondisi ruangan tersebut. Ia khawatir, sewaktu-waktu atap ruang kelas yang ada di bagian paling ujung lantai dua roboh.

Pihak sekolah pun sudah berulang kali mengajukan perbaikan melalui Seksi Dikdas (Pendidikan Dasar) Kecamatan Cipayung, yang diteruskan ke Sudin Dikdas Disbudpar Jakarta Timur.

"Kami berharap cepat direhab, supaya ruang tersebut bisa digunakan kembali, dan siswa tidak resah," tuturnya.

Menurut anggota Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK) Munjul Anwar Hasan Yusuf, gedung sekolah yang resmi digunakan sejak 11 September 1992, hingga kini belum mengalami perbaikan.

Sementara, satu sekolah lain yang berada di sekitarnya, yakni SDN Munjul 02, sudah direhabilitasi total.

"Padahal, usia gedung SDN Munjul 01 lebih tua, dan lebih membutuhkan rehab total," papar anggota LMK yang mengurusi bidang sarana dan prasarana di lingkungan kelurahan tersebut.

Kerusakan lain juga terjadi pada sejumlah plafon di ruangan kelas lain. Di mana terdapat plafon yang bolong dan retak. Kemudian, tak sedikit pula kaca jendela nako yang hilang.

"Plafonnya memang rawan ambruk. Harus direhab berat, bangunan ini juga tidak memiliki musala. Padahal, ini penting juga," cetus Anwar.

Aldi (9), siswa kelas III B, mengaku resah dengan kondisi ruang kelas yang tak berplafon. Lantaran terkunci selama tiga tahun, ia dan kawan-kawannya pun juga menganggap kelas tersebut angker. (*)

BACA JUGA

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved