TKW Dipancung di Arab Saudi
Akhirnya SBY Bicara Soal Ruyati
Vonis pancung terhadap TKI di Saudi Arabi, Ruyati Binti Satubi mendapat kecaman secara langsung dari Presiden SBY.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Vonis pancung terhadap TKI di Saudi Arabi, Ruyati Binti Satubi mendapat kecaman secara langsung dari Presiden SBY. Saat menggelar jumpa pers di Kantor Presiden, disiarkan langsung televisi swasta, Kamis (23/06/2011), Presiden SBY mengaku terkejut atas vonis tersebut.
Minggu ini kita dikejutkan atas hukuman mati atas saudara kita Ruyati bin Satubi. Saya pun tentu berduka, prihatin, dan protes yang keras, yang hukuman mati itu. Menabrak norma dan tata krama," kata Presiden SBY.
"Saya simak, saya ikuti berbagai komentar, termasuk kecaman, di media massa. Saya tengarai, ada pendapat, pemertintah tak berbuat apa-apa. Bahkan di media SMS online, Ruyati dikatakan korban kezaliman, tidak bersalah," ujarnya.
Atas dasar inilah, Presiden SBY menganggap perlu untuk menjelaskan secara obyektif agar rakyat dapat memahami secara jernih duduk permasalahan yang sebenarnya.
"Saya perlu jelaskan ke masyarakat secara gamblang permasalahan sebenarnya. Kita juga tahu, terjadi sejumlah kasus yang menimpa saudara kita itu," ujarnya
Sejak tahun 2005, pemerintah terus melakukan pendampingan kepada para TKI yang bermasaah.
"Pemerintah sadar, lakukan perlindungan, pembelaan. Dan sebenarnya banyak perubahan yang terjadi. Tetapi, meski banyak perbaikan, masih terjadi kasus yang dialami TKI. Kekerasan, penganiyayaan, sampai tak digaji," sesal Presiden SBY.
Dalam proses perkembangannya, katanya lagi, sejak 1 januari, pemerintah telah lakukan Soft moratorium, salah satunya pengetatan terhadap pengiriman TKI ke luar negeri.