Senin, 6 Oktober 2025

Bukan Cuma Soal Ghibli, Ini Alasan Mengapa Gambar Buatan AI jadi Masalah

Inilah alasan mengapa tren gambar Ghibli AI-Generated menimbulkan keresahan bagi sejumlah pihak, termasuk para pekerja seni.

Penulis: Anniza Kemala
Editor: Content Writer
Pexels/Antoni Shkraba Studio
PEKERJA SENI - Ilustrasi pekerja seni yang tengah menggambar. Jenis pekerjaan ini tengah berperang dengan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan 

Contohnya bisa dilihat pada sebuah adegan berdurasi 4 detik dari film Studio Ghibli yang berjudul 'The Wind Rises'. Mengutip akun @sakugacontent di X.com, ternyata animator Studio Ghibli, Eiji Yamamori, membutuhkan waktu 1 tahun dan 3 bulan untuk menyelesaikan adegan 4 detik ini. Menakjubkan bukan?

Salah satu adegan di film Studio Ghibli yang berjudul 'The Wind Rises'.
Tangkapan layar dari film Studio Ghibli yang berjudul 'The Wind Rises'. (X.com/Sakugacontent)

 

Inilah alasan mengapa gambar Ghibli yang dibuat dengan AI begitu ditentang.  Memanfaatkan AI untuk mengimitasi atau meniru gaya seniman lain, terlebih secara instan, menjadi sebuah pelanggaran etika. Boleh dibilang, itu sama saja dengan mencuri karya seni orang lain.

Tak hanya itu, penyalahgunaan Ai ini juga bisa menimbulkan ancaman lain, terutama dengan adanya fenomena deepfake, yang memungkinkan penyebaran misinformasi dengan menggunakan wajah dan suara orang lain. 

Baca juga: Pimpin Rapat Tingkat Menteri, Menko Pratikno Sebut Indonesia Harus Punya Kedaulatan Terhadap AI

Menurunnya Lapangan Kerja

Apa kamu merasa akhir-akhir ini susah cari kerja? Hal ini juga banyak dirasakan oleh para pekerja seni.

Sedikit banyak, AI punya keterkaitan dengan jumlah lapangan kerja yang kian menurun.  Mengutip TheGuardian.com, hal ini telah dialami oleh Jenny Turner, seorang ilustrator freelance asal Inggris.

Ia merasakan menurunnya pesanan gambar dengan makin meningkatnya penggunaan AI. Terlebih, gambar-gambar yang dibuat dengan AI ini dijual dengan harga yang jauh lebih murah, yaitu di bawah 10 pound sterling, membuat ilustrator seperti Turner sulit untuk bersaing. Padahal, Turner telah belajar gambar sejak kecil dan menempuh pendidikan tinggi di bidang seni untuk dapat menjadi ilustrator.

Kisah Turner yang tetap terdampak meski sudah lama berkecimpung di bidang seni  hanyalah satu dari segelintir contoh bagaimana lapangan pekerjaan perlahan-lahan tergantikan oleh AI. Bukan tidak mungkin di masa depan nanti pekerjaan yang berhubungan dengan produksi film, animasi, komik, buku, dan bahkan konten, menghilang karena direnggut oleh AI. 

Itulah mengapa penyalahgunaan AI untuk karya seni menjadi masalah dan tentunya membuat pekerja seni resah.

AI memang memberi banyak manfaat di kehidupan sehari-hari. Di tengah banyaknya yang menentang penggunaan AI pada karya seni, tidak bisa dipungkiri bahwa ada yang tetap pro dengan alasan kepraktisan dan efisiensi.

Ingat, AI hadir di tengah-tengah kita untuk mengoptimalisasi dan memudahkan pekerjaan, bukan agar kamu dapat berdiam diri dan tidak perlu lagi mengerjakan apapun. Karena itu, yuk tetap dukung pekerja seni dan manfaatkan AI dengan bijak!

Baca juga: Sheila Dara Sedih Melihat Tren Foto Ala Studio Ghibli Hasil AI

Penulis: Anniza Kemala | Editor: M. Fitrah Habibullah

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved