Senin, 29 September 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Reshuffle Kabinet

Purbaya Yudhi Sadewa dan Harapan Baru Tata Kelola Keuangan Negara

Purbaya Yudhi Sadewa ditunjuk jadi Menkeu. Publik menanti kerja nyata, bukan kuliah. Stimulus harus sentuh rakyat bawah.

|
Editor: Glery Lazuardi
ISTIMEWA
Muhammad Aras Prabowo 

Muhammad Aras Prabowo S.E,. M.Ak

  • Intelektual muda Nahdlatul Ulama (NU)
  • Ketua Program Studi Akuntansi di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA)
  • Pengamat Ekonomi UNUSIA 
  • Domisili di Depok

TRIBUNNEWS.COM - Saya menyambut baik langkah Presiden Prabowo Subianto menunjuk Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan Republik Indonesia. 

Tentu kita harapkan bahwa niat pergantian yang dilakukan oleh Pak Presiden untuk meningkatkan performa pemerintah, khususnya dalam tata kelola keuangan negara melalui Menteri Keuangan yang baru Purbaya Yudhi Sadewa.

Purbaya hadir sebagai Menkeu dengan gaya bicara lugas dan percaya diri. Namun, gaya tersebut justru menimbulkan kontroversi bahkan sebelum dirinya bekerja penuh. 

Pada momentum serah terima jabatan dengan Sri Mulyani, ia bahkan harus menyampaikan permintaan maaf akibat pernyataan awalnya yang dinilai meremehkan keresahan publik. 

Tidak lama berselang, publik kembali dihebohkan dengan ulah anaknya di media sosial yang melontarkan komentar keras terhadap mantan Menkeu Sri Mulyani.

Secara karir, Purbaya bukan sosok baru dalam dunia ekonomi. Lulusan ITB yang kemudian meraih gelar doktor ekonomi dari Purdue University, Amerika Serikat, ini berpengalaman sebagai ekonom Danareksa, Direktur Utama Danareksa Securities, hingga Deputi di Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi. 

Ia juga menjabat Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sejak 2020 sebelum dipercaya menjadi Menkeu.

Sepak terjang ini menunjukkan kapasitas teknokratisnya yang matang.

Beliau dengan sederhana dan mudah memahamkan persoalan ekonomi yang tengah dihadapi Indonesia. Pernyataannya mudah dipahami masyarakat awam, jelas menunjukkan pengetahuan terhadap hal tersebut.

Meski begitu, saya menekankan pentingnya sensitivitas. Yang perlu dipahami oleh Pak Menteri Keuangan, psikologi masyarakat saat ini tidak ingin dikuliahi.

Ketimpangan ekonomi menganga, ekonomi stagnan, dan penganggaran tidak terkendali. Rakyat sedang resah, rakyat butuh solusi yang real, bukan hanya konsep.

Langkah awal Purbaya menyuntikkan dana sebesar Rp200 triliun ke bank-bank Himbara layak diapresiasi.

Harapannya ekonomi di tengah masyarakat tidak lagi kering, dengan polumas perbankan yang bisa memperlancar pembiayaan.

Namun ia mengingatkan, kebijakan makro perbankan harus dibarengi dengan program nyata yang langsung menyentuh masyarakat kelas menengah ke bawah.

Stimulus ekonomi penting untuk masyarakat menengah ke bawah guna mendorong pertumbuhan.

Karena sebagian besar masyarakat kita berada di golongan itu, maka aktivitas perputaran ekonomi harus diarahkan ke sana.

Masyarakat saat ini butuh sentuhan ekonomi langsung, bukan janji lagi.

Untuk itu, bekerjalah. Tidak perlu banyak kuliah di depan media. Rakyat akan merasakan hasil kerja Anda.

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan