Minggu, 5 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Teknologi MOCN Integrasi Merger

MOCN, sebuah teknologi di industri telekomunikasi yang memungkinkan beberapa operator seluler berbagi satu jaringan akses radio.

TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI GHOZALI
PERAWATAN MENARA TELEKOMUNIKASI - Pekerja melakukan perawatan dan pemeriksaan menara telekomunikasi. MOCN, sebuah teknologi di industri telekomunikasi yang memungkinkan beberapa operator seluler berbagi satu jaringan akses radio. 

Ditulis: Moch S Hendrowijono, pengamat telekomunikasi dan transportasi, mantan editor Harian Kompas

TRIBUNNERS - Hingga sebelum 2022 saat Indosat dan Tri memulai merger, proses integrasi di dunia industri telekomunikasi seluler masih sangat sulit. Sementara merger diharapkan memperkaya pemilikan spektrum frekuensi para operatornya terutama dalam menghadapi layanan generasi kelima (5G).

Spektrum frekuensi harus diintegrasikan agar bisa digunakan secara optimal. Sementara itu masing-masing operator anggota merger tetap mengontrol dan menggunakan spektrum frekuensi mereka.

Akibatnya biaya yang digunakan menjadi terlalu mahal dan prosesnya panjang, bisa lebih dari dua tahun, bertele-tele. Indosat bersama mitra teknologi mereka, Ericsson, Nokia dan Huawei, dan mitra penyedia menara, core, transmisi, dan penyedia serat optik, FO – fiber optic, bekerja sama memanfaatkan teknologi MOCN, multi operator core network. 

Hasilnya, mereka mampu menyelesaikan integrasi dalam setahun, sepanjang tahun 2022, dengan penghematan biaya yang besar. Teknologi itu sendiri membuat efisien biaya dan meningkatkan kapasitas BTS (base transceiver station – stasiun radio pemancar-penerima).

Baca juga: Merger Indosat Ooredo Hutchison–XL Smart, Kenapa Tidak?

MOCN, sebuah teknologi di industri telekomunikasi yang memungkinkan beberapa operator seluler berbagi satu jaringan akses radio (RAN – radio access network) sambil tetap mempertahankan jaringan inti (core network) masing-masing. Beberapa operator bisa menggunakan infrastruktur yang sama (seperti menara BTS), tetapi tetap memiliki kendali atas jaringan inti mereka sendiri, berbagi sumber daya RAN, seperti antena, menara, dan lokasi.

Di MOCN, meski berbagi, masing-masing operator tetap memiliki inti jaringan (core network) yang terpisah dan independen, dan pengguna dari berbagai operator itu tetap dapat terhubung ke jaringan yang sesuai dengan operator pilihan mereka. 

MOCN membantu operator mengurangi biaya operasional dan investasi dengan berbagi infrastruktur fisik. MOCN dapat meningkatkan kapasitas jaringan dan kualitas layanan, juga dapat menjadi solusi mempercepat adopsi 5G, mengurangi biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk membangun infrastruktur baru. 

Pindahkan BTS

Dalam proses integrasi, MOCN dapat memfasilitasi integrasi jaringan antar-operator, seperti yang dilakukan Indosat dengan Tri, menjadi entitas baru Indosat Ooredoo Hutchison (IOH). Beberapa negara mengikuti menerapkan MOCN untuk mengintegrasikan jaringan, seperti Malaysia dan Hong Kong yang juga telah menerapkan MOCN. 

MOCN beda dengan MORAN (multi operator radio access network), semua yang ada di RAN (kecuali pembawa radio) dibagi ke semua operator peserta merger. Sementara dalam MOCN operator berbagi RAN tetapi tetap mempertahankan jaringan inti mereka masing-masing.

MORAN menekankan pada berbagi RAN secara fisik, sementara MOCN lebih berfokus pada berbagi RAN secara logis dan mempertahankan inti yang terpisah. 

Integrasi juga mengatur kembali keberadaan BTS yang akibat merger saling berhimpitan. Dari 211.864 BTS milik XL Smart, sebanyak 20 persen hingga 30% BTS harus dipindahkan ke lokasi lain. Jumlah ini menjadikan sekitar 53.000 BTS yang harus menempati lahan baru, secara kolokasi dengan operator lain di menara mereka atau menara sewa, atau membangun menara BTS sendiri di tempat yang kosong (green field).

Bagi Indosat, memindahkan BTS dengan cara itu sangat menguntungkan karena lalu jangkauan layanan mereka menjadi lebih luas. Relokasi membuat mereka mampu menjangkau tambahan lebih dari 16.400 desa, sehingga secara mengejutkan menambah jumlah pelanggannya dengan 10 juta, menjadi 100,7 juta. Hanya ketika operator itu melakukan pembersihan, membuang nomor SIM yang tidak aktif, jumlahnya menurun jadi 95,4 juta. 

Pembersihan membuat ARPU (average revenue per user – rata-rata pendapatan dari tiap pelanggan, bulanan) Indosat justru meningkat. Dari Rp 34.400 pada tahun 2022 menjadi Rp 39.200 pada triwulan pertama tahun 2025 ini, dan diramalkan menjadi Rp 40.000-an pada akhir tahun.

Pengalaman Indosat ini tampaknya digunakan oleh XL Smart, dengan mengangkat Sanjay KGA Vaghasia sebagai direktur integrasi setelah sejak 1 Juli lalu, ia menjabat sebagai Chief Integration Officer. Sebelumnya Sanjay ikut aktif dalam proses integrasi di Indosat dalam jabatannya sebagai Chief Integration Officer tahun 2021 – 2024.

Frekuensi 2300 MHz

Berbeda dengan Indosat yang “berkutat” pada spektrum frekuensi rendah, 900 MHz, 1800 MHz dan 2100 MHz, XL Smart punya spektrum frekuensi 900 MHz, 1800 MHz dan 2100 MHz, tetapi selebar 15 MHz di spektrum 900 MHz harus dikembalikan ke negara pada akhir 2026. XL Smart masih punya 40 MHz di spektrum frekuensi 2300 MHz yang berteknologi TDD (time division duplexing) bekas Smartfren.

Spektrum XL Axiata di 850 MHz, 1800 MHz dan 2100 MHz berteknologi FDD (frequency division duplexing) yang menggunakan frekuensi berbeda, berpasangan, untuk unduh dan unggah transmisi. Sementara TDD menggunakan frekuensi yang sama, bergantian untuk unduh dan unggah.

Spektrum 2300 MHz masuk frekuensi menengah, middle wave, dengan cakupan layanan yang sempit, radius antara 100 meter hingga  satu kilometer. Sementara spektrum rendah seperti 700 MHz, 800 MHz, 900 MHz, 1800 Mhz dan 2100 MHz cakupannya luas bisa sampai radius lima kilometer.

Cakupan spektrum frekuensi menengah yang sempit membuat satu kawasan yang luasnya sama dengan yang dicakup frekuensi 1800 MHz, misalnya, jumlah BTS 2300 MHz bisa 10X sampai 20X lebih banyak. Hasilnya, jumlah pelanggan yang bisa dilayani BTS 2300 MHz jauh lebih besar, apalagi XL Smart ditugasi membangun 8.000 BTS baru di kawasan 3T (tertinggal, terdepan dan terluar).

BTS 2300 MHz umumnya ditanam di kawasan bisnis yang sibuk dan padat lalu lintas percakapan yang menjadi benefit besar bagi XL Smart. Pengoperasian spektrum 2300 MHz sekaligus dapat menambah jumlah pelanggan mereka dan memperbesar ARPU (average revenue per user – pendapatan rata-rata dari tiap pelanggan) sebab pelanggan kawasan bisnis biasanya lebih aktif berkomunikasi.

Keberadaan BTS di bawah 2100 MHz dibutuhkan di kawasan rural, pedesaan, yang kepadatan penduduknya relatif rendah. Misalnya di pedesaan, perkampungan yang jauh dari kota, dan sebagainya. *

 

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved