Jumat, 3 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Perumahaan Rendah Emisi: Motor Ekonomi Sirkular

Yogyakarta jadi laboratorium hunian rendah emisi, ubah plastik jadi rumah ramah lingkungan dan dorong ekonomi sirkular lokal.

Editor: Glery Lazuardi
ISTIMEWA
Wilson Arafat (Enterprise ESG Risk Management Division Head, Bank BTN) 

Wilson Arafat 

(Enterprise ESG Risk Management Division Head, Bank BTN)

TRIBUNNEWS.COM - Perubahan iklim bukan lagi ancaman di masa depan, melainkan kenyataan yang sudah dirasakan hari ini.

Menteri Keuangan Sri Mulyani memperingatkan bahwa tanpa langkah serius, dampak krisis ini dapat memangkas hingga 10 persen Produk Domestik Bruto Indonesia dalam satu tahun. 

Di balik tantangan besar ini, sektor properti memegang peranan kunci. Hampir 40 persen emisi karbon global berasal dari konstruksi dan pembangunan hunian.

Ironisnya, potensi perumahan rendah emisi (PRE) sebagai solusi strategis belum tergarap maksimal.

Padahal, PRE bukan hanya upaya menekan emisi karbon, melainkan motor penggerak ekonomi hijau yang dapat menciptakan efek berantai luar biasa.

Dari penciptaan lapangan kerja hijau, inovasi teknologi, hingga pengembangan ekonomi sirkular berbasis daur ulang, PRE membawa peluang transformasi besar yang siap dimulai dari Yogyakarta.

Yogyakarta: Laboratorium Hidup Ekonomi Sirkular 

Yogyakarta punya modal besar menjadi episentrum gerakan PRE di Indonesia.

Selain memiliki basis kreatif yang kuat dan budaya kolektif yang kaya, kota ini juga menghadapi persoalan klasik: timbunan sampah plastik dan keterbatasan lahan.

Timbulan sampah harian di Yogyakarta terus meningkat: dari sekitar 645 ton pada 2019 menjadi sekitar 1.232 ton per hari pada 2023.

Dari total sampah itu, sekitar 24  persen didominasi oleh plastik, terus meningkat proporsinya seiring konsumsi masyarakat yang naik

Alih-alih menjadi beban, limbah ini bisa diubah menjadi material bangunan yang kuat dan berkelanjutan.

Seperti yang dilakukan dalam proyek Bank BTN di Bekasi, lebih dari 1,7 juta kilogram sampah plastik diolah menjadi paving block dan lantai decking.

Mengapa tidak diadopsi lebih luas di Yogya, kota yang dikenal dengan jejaring UMKM dan wirausaha mudanya?

Kampus-kampus unggulan seperti UGM dan UII memiliki potensi besar menjadi katalis riset dan inovasi material daur ulang berbasis limbah lokal, memadukan kekuatan sains, teknologi, dan kearifan lokal.

Kolaborasi lintas disiplin ini bisa melahirkan terobosan dalam pengelolaan sampah dan konstruksi berkelanjutan.

Inilah momentum bagi Yogyakarta untuk memimpin gerakan hijau akar rumput, mengubah plastik menjadi kemajuan: from plastic to progress.

Dari Rumah Menjadi Ekosistem

PRE bukan hanya soal rumah yang hemat energi. PRE adalah jantung dari ekonomi sirkular yang hidup dan berkelanjutan.

Setiap rumah yang dibangun dengan material daur ulang berarti menyerap tenaga kerja lokal, menghidupkan UMKM pengolah limbah, dan menciptakan nilai dari hal yang dulu dianggap tak berguna.

Bahkan, sektor properti secara nasional telah terbukti berdampak pada lebih dari 170 sektor ekonomi lain.

Satu rumah bisa melibatkan lima tenaga kerja langsung, dan 90% materialnya bisa bersumber dari masyarakat sekitar.

Bayangkan jika setiap rumah di Yogya yang dibangun pascapandemi menggunakan bahan daur ulang lokal, bukan hanya menciptakan hunian, tetapi juga ekosistem baru yang mandiri dan ramah lingkungan. 

Tantangan dan Solusi

Adopsi PRE memang belum meluas. Tantangannya bersifat klasik: biaya awal yang tinggi, pasokan material sirkular masih terbatas, serta belum adanya insentif yang mendorong pasar.

Namun, hambatan ini bukan alasan untuk berhenti bergerak. Pemerintah di tingkat pusat maupun daerah memiliki peran strategis dalam menciptakan kebijakan insentif fiskal, seperti pengurangan pajak, subsidi bahan ramah lingkungan, atau pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan bunga rendah bagi hunian berkelanjutan.

Sementara itu, kemitraan dengan lembaga keuangan lokal sangat penting untuk memperluas akses pembiayaan mikro bagi pelaku UMKM yang bergerak di bidang daur ulang dan produksi material ramah lingkungan.

Lebih dari itu, edukasi publik menjadi fondasi utama. Ketika konsumen memahami nilai dari rumah yang ramah lingkungan, maka permintaan terhadap hunian berkelanjutan akan tumbuh secara alami.

Rumah yang tidak hanya nyaman ditinggali, tetapi juga mencerminkan kepedulian terhadap masa depan.

PRE adalah cerminan tanggung jawab antar generasi. Ini bukan hanya tentang tempat tinggal, tetapi tentang warisan hidup yang lebih layak bagi anak cucu kita kelak.

Gerakan Hijau Dimulai dari Yogyakarta

PRE bukan sekadar inovasi teknis, melainkan cerminan visi jangka panjang. Setiap rumah ramah lingkungan menyimpan harapan akan udara yang lebih bersih, lingkungan yang sehat, serta ekonomi lokal yang mandiri dan tangguh.

Yogyakarta, dengan tradisi kolaboratif dan basis inovasi kuat, memiliki peluang nyata untuk memimpin transformasi ini.

Yogya tak perlu menunggu. Saatnya menjadi pelopor, bukan pengekor. Mari tetapkan langkah konkret: menargetkan 30 persen rumah baru di Yogya dibangun dengan material daur ulang secara bertahap.

Bukan sekadar membangun tempat tinggal, melainkan menciptakan masa depan yang lebih hijau, adil, dan berdaya, dimulai dari rumah, menyebar ke seluruh ekosistem.

-------------

Tulisan ini adalah pendapat pribadi

Wilson Arafat adalah seorang bankir senior dengan pengalaman lebih dari 28 tahun di industri perbankan. Ia memiliki keahlian mendalam di bidang Governance, Risk, and Compliance (GRC), Environmental, Social, and Governance (ESG), serta Manajemen Transformasi. Saat ini, Wilson menjabat sebagai Division Head of Enterprise & ESG Risk Management di Bank BTN, di mana ia memainkan peran strategis dalam memperkuat tata kelola risiko serta mengintegrasikan prinsip ESG ke dalam proses bisnis perusahaan secara menyeluruh. Dikenal aktif dalam mendorong implementasi prinsip keberlanjutan, Wilson turut memimpin berbagai inisiatif pengembangan hunian rendah emisi sebagai kontribusi sektor perbankan terhadap target pembangunan berkelanjutan (SDGs). Komitmennya terhadap keberlanjutan dan transformasi bisnis menjadikannya salah satu penggerak utama dalam membangun perbankan yang lebih bertanggung jawab dan adaptif terhadap perubahan zaman.

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved