Tribunners / Citizen Journalism
Dosen Doktor Indonesia Soroti Transformasi Pendidikan Tinggi di Era Revolusi Industri 4.0
Program Kampus Berdampak merupakan amanat penting dalam membangun pendidikan tinggi yang inklusif
Editor:
Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Organisasi Dosen Doktor Indonesia (DDI) menggelar webinar nasional bertema Kampus Berdampak sebagai wadah diskusi mengenai transformasi pendidikan tinggi dalam merespons perubahan dunia kerja di era Revolusi Industri 4.0.
Melalui keterangan tertulis, Ketua Umum DDI, Dr. Roza Mulyadi, SE., Ak., M.Akt., menyampaikan bahwa program Kampus Berdampak merupakan amanat penting dalam membangun pendidikan tinggi yang inklusif dan berorientasi pada kontribusi nyata terhadap pembangunan ekonomi nasional.
“Mahasiswa perlu bergerak cepat dalam beradaptasi dan harus dibekali dukungan yang memadai, termasuk fasilitas dari pemerintah. Teknologi AI sudah menjadi bagian keseharian—maka softskill, hardskill, dan literasi digital menjadi kunci kesiapan kerja,” ujar Roza saat sesi pembuka webinar yang digelar belum lama ini.
Menurutnya, perubahan drastis akibat otomatisasi telah menyingkirkan banyak jenis pekerjaan lama, namun di saat bersamaan juga melahirkan profesi-profesi baru yang sebelumnya tidak dikenal.
Kampus, kata Roza, harus menjadi tempat mahasiswa belajar beradaptasi, berkembang, dan menciptakan dampak sosial.
Baca juga: Dorong Hilirisasi Inovasi di Gebyar Technopreneurship, Rektor UNJ: Tingkatkan Kampus Berdampak
Penasihat eksekutif APINDO, Dr. Jaka Purwanto, M.T., M.BA yang memaparkan visi transformasi dari Kampus Merdeka menjadi Kampus Berdampak.
“Tujuan besar kita adalah membentuk sistem pendidikan tinggi yang impactful, inclusive, dan adaptive.
Kita ingin menyiapkan generasi pemimpin yang mampu menghadapi tantangan masa depan dengan solusi konkret di hari ini,” tuturnya.
Jaka menekankan pentingnya pengalaman kerja sebagai bagian integral dari proses pembelajaran, serta perlunya mahasiswa menjadi pembelajar aktif yang selalu meng-upgrade pengetahuan agar tetap relevan.
Ketua panitia webinar, Dr. Muhammad Fendrik, M.Pd., menambahkan bahwa transformasi pendidikan tinggi perlu menjembatani kesenjangan antara akademisi dan dunia kerja.
“Kampus Berdampak harus menghasilkan lulusan yang mampu beradaptasi, melek digital, dan memiliki mental pembelajar sepanjang hayat.
Softskill dan hardskill perlu difokuskan agar mahasiswa siap masuk dunia kerja yang dinamis,” ujarnya.
Salah satu peserta, Tassa Maryatun Nazah, mahasiswa aktif yang mengikuti webinar, mengungkapkan bahwa acara ini membuka perspektif baru tentang peran mahasiswa.
“Kampus bukan hanya tempat belajar teori jurusan, tapi ruang pengembangan diri yang bisa memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat. Webinar ini memberi semangat untuk lebih kritis dan peduli terhadap isu sosial,” katanya.
Menutup acara, Dr. Roza menyampaikan harapan agar DDI terus dapat berkolaborasi dengan pemerintah dalam menyusun kebijakan pendidikan yang berdampak luas.
“Semoga kita di DDI bisa terus berkolaborasi untuk memperkuat peran pendidikan tinggi dalam memajukan bangsa,” tutupnya.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.