Senin, 29 September 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Prabowo di Rusia: Diplomasi Keseimbangan Gelombang Geopolitik Global

LANGKAH Presiden Prabowo Subianto menginjakkan kaki di Moskow pada 19 Juni 2025 kemarin bukan sekadar ritual kenegaraan biasa.

|
Editor: Wahyu Aji
Dokumentasi pribadi
KUNJUNGAN PRABOWO KE RUSIA - Achmad Firdaus H. Mahasiwa Doktor Hubungan Internasional dari University People’s Friendship of Russia. 

Oleh: Achmad Firdaus H.

Mahasiwa Doktor Hubungan Internasional dari University People’s Friendship of Russia

LANGKAH Presiden Prabowo Subianto menginjakkan kaki di Moskow pada 19 Juni 2025 kemarin bukan sekadar ritual kenegaraan biasa.

Kunjungan ini merupakan gerakan bidak catur dalam peta geopolitik global yang semakin panas, di mana Indonesia dengan cermat memainkan peran sebagai negara non-blok yang tetap luwes bergerak di antara raksasa-raksasa dunia yang saling berseteru.

Kunjungan ini sebagai manifestasi cerdas dari politik luar negeri bebas-aktif yang menjadi jiwa diplomasi Indonesia sejak era Soekarno.

 

Di tengah pusaran perang dagang AS-China dan konflik Rusia-Ukraina yang belum reda, Prabowo tampaknya sadar betul bahwa Indonesia tidak boleh terjebak dalam polarisasi kekuatan global.

Pilihan untuk mendekati Rusia adalah sinyal kuat bahwa Jakarta menolak dikte dari kekuatan mana pun, sekaligus upaya nyata membangun multiple alignment demi kepentingan nasional.

Dari balik pintu-pintu kayu ek Kremlin yang megah, kedua pemimpin menyepakati perlunya tindakan segera mencegah meluasnya konflik.

"Indonesia siap memainkan peran konstruktif sebagai jembatan dialog antar pihak yang bertikai," tegas Prabowo dalam pernyataan pers bersama.

Putin, dengan pengaruhnya yang kuat di kawasan, menyatakan komitmen Rusia untuk meredakan ketegangan melalui saluran-saluran diplomatik.

Di bidang ekonomi, Rusia menawarkan solusi atas dua kerentanan strategis Indonesia, ketahanan pangan dan energi.

Sebagai lumbung gandum dan pupuk dunia, Rusia bisa menjadi penyelamat saat krisis pangan global mengancam.

Sementara di sektor energi, keahlian Rusia dalam teknologi nuklir sipil dan eksplorasi minyak-gas bisa menjadi jawaban atas kebutuhan energi jangka panjang Indonesia. 

Yang menarik, kerja sama ini mungkin akan menggunakan mekanisme pembayaran non-dolar, mengikuti tren de-dolarisasi yang semakin kuat di kalangan negara Global South.

Halaman
12

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan