Senin, 29 September 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Muktamar PPP

Babak Baru Anies Vs Jokowi: Berebut PPP?

Elite-elite PPP menawar-nawarkan partai Islam itu ke tokoh-tokoh tertentu untuk memimpinnya.

|
Editor: Hasanudin Aco
WARTA KOTA Nur Ichsan/Biro Pers Sekretariat Presiden
BAKAL CALON KETUM PPP - Anies Baswedan dan Jokowi disebut-sebut akan digaet untuk menjadi bakal calon ketua umum PPP dalam Muktamar PPP waktu dekat ini. /Kolase foto dok. 

Oleh: Karyudi Sutajah Putra
Analis Politik Konsultan dan Survei Indonesia (KSI)

TRIBUNNEWS.COM - "Dari pintu ke pintu kucoba tawarkan nama. Demi terhenti tangis anakku dan keluh ibunya."

Lirik lagu "Kalian Dengarkah Keluhanku" Ebiet G Ade ini seperti menggema kembali demi melihat nasib Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kekinian. 

Elite-elite PPP "menawar-nawarkan" partai Islam itu ke tokoh-tokoh tertentu untuk memimpinnya. 

Atau menunjuk nama tokoh-tokoh tertentu untuk dipilih menjadi ketua umumnya. 

Usai Pemilu 2024, PPP memang terlempar dari DPR RI karena tidak berhasil memenuhi parliamentary threshold atau ambang batas parlemen 4℅ suara sah nasional.

Dan dalam sejarah perpolitikan Indonesia, tak pernah ada partai politik yang berhasil kembali ke Senayan setelah terlempar dari parlemen. 

Kader-kader, yang dapat diibaratkan sebagai anak-anak PPP pun menangis.

Ulama-ulama, yang dapat diibaratkan sebagai ibu, bapak, atau orangtua PPP pun mengeluh. 

Mereka kini mencari sosok yang tepat untuk memimpin PPP dan membangkitkan kembali partai berlambang Ka'bah itu dari keterpurukan, sehingga usai Pemilu 2029 nanti bisa masuk kembali ke Senayan. 

Muhammad Romahurmuziy, misalnya.

Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) PPP ini menawarkan nama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk dipilih menjadi ketua umum dalam Muktamar PPP, Agustus atau September mendatang. 

Apalagi, kata Rommy, melihat kapasitas dan totalitas Amran dalam mengemban amanah, Presiden ke-7 RI Joko Widodo pun setuju jika Amran menduduki kursi PPP-1. 

Rommy yang pernah menghuni hotel prodeo karena kasus korupsi itu mengaku sudah berdiskusi dengan Jokowi.

Hasilnya, Jokowi setuju jika PPP dipimpin Amran. 

Halaman
1234

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan