Tribunners / Citizen Journalism
Menyelamatkan Banteng Ketaton
Banteng dimaksud adalah PDI Perjuangan yang memang lambangnya kepala Banteng dalam lingkaran.
Saat itu Banteng baru saja ketaton dengan tragedi Kudatuli atau Kerusuhan 27 Juli 1996.
Musuh Bersama
Orang-orang yang hendak mengobok-obok PDIP tersebut marilah kita jadikan "common enemy" atau musuh bersama. Dengan adanya musuh bersama, maka soliditas antar-kader akan meningkat.
Soliditas itulah yang sekarang ini dan ke depan harus kita jadikan modal utama dalam mempertahankan dan menyelamatkan PDIP, yang saat ini dalam kondisi laiknya Banteng ketaton, dari serangan lawan-lawan politiknya.
Kita tetap solid dalam menyelenggarakan acara ulang tahun ke-52 PDIP pada Jumat (10/1/2025) esok. Kita jaga dan amankan acara HUT dari gangguan-gangguan pihak eksternal.
Kita juga tetap solid dalam menyelenggarakan Kongres VI/2025, April mendatang. Kita jaga dan amankan pelaksanaan kongres dari gangguan pihak-pihak eksternal.
Kita mensinyalir ada pihak eksternal yang hendak menguasai PDIP, antara lain dengan mendongkel Ibu Megawati dari kursi Ketua Umum PDIP.
Semua itu kuncinya adalah soliditas internal partai. Soliditas akan bertambah kuat jika ada musuh bersama. Sebab itu, mari kita jadikan pihak-pihak yang hendak meng-"awut-awut" PDIP, baik eksternal maupun internal, sebagai musuh bersama.
Musuh bersama PDIP seperti saat rezim Orde Baru berkuasa. Musuh bersama PDIP seperti saat partai ini menjadi semacam oposisi pemerintah pada 2004-2009 dan 2009-2014.
Musuh bersama PDIP seperti saat partainya "wong cilik" ini dikhianati kadernya sendiri menjelang Pilpres 2024. Terbukti PDIP menang pada Pemilu 2014, 2019 dan 2024.
Tak perlu berharap ada pihak eksternal membantu PDIP. Kita harus berdikari, berdikari di atas kaki sendiri seperti yang diajarkan Bung Karno dalam Trisakti.
Mari kita selamatkan Banteng ketaton ini. Kita solid menggelar acara ulang tahun ke-52 pada 10 Januari esok hari.
Kita solid menyelenggarakan Kongres VI PDIP, April nanti. Kita solid mendukung kepemimpinan Ibu Megawati.
Sebagai kader tulen dan senior, yang sudah 43 tahun berjuang di partai, dan semua penjenjangan kaderisasi di partai sudah dilalui, serta menjadi salah satu utusan dalam Kongres Luar Biasa (KLB) PDI di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, tahun 1993, saya menyatakan tetap setia membela PDIP dan Ibu Megawati sampai titik darah penghabisan.
Dirgahayu PDI Perjuangan. Seluruh kader dan pengurus di semua tingkatan solid mendukung PDIP dan Ibu Megawati Soekarnoputri.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Ari Junaedi Bicara Desakan Penonaktifan Deddy Yevri Sitorus PDIP, Singgung Mirip Kasus Ahok |
![]() |
---|
Didampingi Megawati hingga Bahlil, Prabowo Minta Polri-TNI Tindak Tegas Pelaku Perusak dan Penjarah |
![]() |
---|
Kris Tjantra Soroti Manuver Elite Politik Saat Rakyat Kesulitan Penuhi Kebutuhan Dasar |
![]() |
---|
Rangkap Jabatan Struktur DPD PDIP Disebut Buat ‘Kandang Banteng’ Tumbang, Pergantian Jadi Evaluasi |
![]() |
---|
Dessy Ayutrisna: Dari Ibu Rumah Tangga ke Panggung Politik, Dukungan Keluarga Jadi Energi Utama |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.