Jumat, 3 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Mereka yang Lancung dalam Kasus Farienjob di Jerman

Ferienjob oleh Badan Ketenagakerjaan Federal Jerman baru ditawarkan kepada mahasiswa Uni Eropa dan untuk non-Uni Eropa sejak Maret 2022.

Editor: Eko Sutriyanto
Dok. pribadi
Dr Algooth Putranto 

Dari sisi mahasiswa, mereka merasa kehilangan kegiatan pembelajaran yang selama ini dilakukan langsung di tempat.

Sementara di sisi kampus, ada keengganan melepas mahasiswanya karena ragu dengan hasil kompetensi yang didapat selama di lapangan terutama ketika melakukan konversi ke Satuan Kredit Semester (SKS).

Jika disederhanakan SKS adalah beban studi mahasiswa pada setiap mata kuliah. Setiap mata kuliah memiliki bobot SKS yang berbeda-beda. Semakin besar bobot SKS maka semakin berat bobot mata kuliah tersebut. Selain itu, bobot SKS juga menentukan lamanya waktu belajar.

Pada tahap ini, penulis pernah kaget karena pernah diminta menjadi pendamping bagi sejumlah mahasiswa dari Indonesia Timur yang magang di sejumlah kementerian ternyata para mahasiswa itu dari sisi pengetahuan memang belum layak menjalani magang tersebut.

Bagaimana layak jika mahasiswa baru semester 4 sudah magang di kementerian kemudian diminta membuat laporan dengan tuntutan memecahkan persoalan kompleks yang mereka temukan di kementerian tersebut. Hasilnya jelas: mahasiswa dan dosen pembimbing bingung semua.

Sikap lancung Jerman

Penulis menggunakan diksi lancung atau tidak jujur terhadap pemerintah Jerman yang memilih diam dalam sengkarut program Ferienjob yang secara resmi diatur dalam Pasal 14 ayat (2) Ordonansi Ketenagakerjaan Jerman (Beschäftigungsverordnung / BeschV). Ini bukan barang baru.

Ferienjob dilakukan hanya pada saat Schulferien. Schule: sekolah, dan Ferien: hari libur, liburan. Jadi Ferienjob dilakukan saat libur semester yang resmi di Jerman. Di Jerman, liburan yang paling lama dilakukan pada musim panas (der Sommer) yang lamanya bisa enam minggu.

Jenis pekerjaan Ferienjob adalah jenis pekerjaan yang umumnya mengandalkan tenaga fisik, misalnya mengangkat kardus logistik, packing barang untuk dikirim, mencuci piring di restoran, atau menangani koper di bandara (porter) atau jadi kurir.

Ferienjob oleh Badan Ketenagakerjaan Federal Jerman baru ditawarkan kepada mahasiswa Uni Eropa dan untuk non-Uni Eropa sejak Maret 2022. Ferienjob bertujuan mengisi kekurangan tenaga kerja fisik di berbagai perusahaan Jerman.

Sudah jelas Schulferien kampus-kampus di Jerman karena empat musim sangat berbeda dengan libur panjang antar–semester resmi di Indonesia yang lazimnya dilakukan pada pertengahan tahun. Itu pun tak terlalu lama.   

Dari sini penulis melihat sikap lancung Pemerintah Jerman, dalam hal ini Kedutaan Besar Jerman di Jakarta secara sadar tutup mata dan mulut.

Mengapa? Pertama, tidak mungkin jika Dubes Ina Lepel yang bertugas di Indonesia sejak Oktober 2021 tidak tahu kalender akademik di Indonesia.

Kedua, boleh saja Dubes Ina Lepel ngeles bahwa Ferienjob tidak dilaksanakan dalam kerangka kerja sama bilateral antar Pemerintah.

Jadi dia bisa lepas tanggung jawab. Namun ada fakta tidak bisa dibantah bahwa modal utama mengikuti Ferienjob adalah visa!

Visa adalah dokumen yang diberikan oleh Kedutaan Besar dari negara tujuan, dalam hal ini tidak bisa dibantah adanya peran Pemerintah Jerman yang bersyukur melalui program Ferienjob mendapat tenaga kerja murah meriah tak sadar bodoh dari Indonesia.

Halaman
123

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved