Tribunners / Citizen Journalism
Catatan Perjalanan Puncak Jaya Papua: Kolaborasi PPAD, Terang di Lembah Berkabut
Ketua Umum PPAD Letjen TNI Purn Dr HC Doni Monardo, menghadiri sekaligus menutup kegiatan Bakti Sosial “Kitorang Melihat Terang”.
Baksos ini disebutnya sangat menyenangkan masyarakat Puncak Jaya. Data BPS menyebutkan, Puncak Jaya termasuk satu di antara 62 daerah tertinggal di Indonesia.
Selain gelar operasi katarak, juga pembagian tak kurang dari 3.000 paket sembako, selimut, peralatan olahraga (bola kaki, bola voli, dan sarung tinju), dan bantuan Sekolah Minggu Jemaat Antiokia GIDI (Gereja Injil Di Indonesia) Distrik Mulia, Puncak Jaya.
Usai menggunting pita tanda diresmikannya Sekolah Minggu tersebut, Doni Monardo menyumbangkan satu unit alat musik organ electric untuk gereja GIDI Mulia.
Permintaan Wabup Deinas
Doni Monardo meluncurkan kisah di balik terselenggaranya Baksos “Kitorang Melihat Terang”.
“Ini bermula dari pertemuan saya dengan Wakil Bupati lama, Deinas Geley di Jakarta sekitar pertengahan 2022. Ia menyampaikan berbagai kendala pembangunan serta kondisi masyarakat Puncak Jaya. Di antaranya banyak rakyatnya menderita katarak,” kata Doni Monardo.
Seketika ia teringat sahabatnya, Andreas Sofiandi, Ketua Himpunan Bersatu Teguh (HBT). Organisasi ini merupakan perkumpulan sosial masyarakat Tionghoa yang ada di daerah Sumatera Barat dan Riau.
HBT berpusat di Padang dan mempunyai cabang di berbagai kota. Usia HBT sudah ratusan tahun.
“Pak Andreas saya juluki komandan relawan. Selama saya menjabat Kepala BNPB, 2019 – 2021, hampir di mana pun terjadi bencana, saya pasti ketemu dia bersama relawan kesehatan. Orangnya sangat dermawan dan memiliki kepedulian sosial yang sangat tinggi. Ibaratnya, saya dan pak Andreas itu seperti botol ketemu tutup,” puji Doni.
Atas “curhat” Wabup Deinas, Doni pun menghubungi Andreas. Bertemulah mereka bertiga: Doni Monardo, Deinas Geley, dan Andreas Sofiandi. Saat itu juga disepakati baksos operasi katarak, Agustus 2022.
Maraknya katarak di Puncak Jaya –dan daerah lain di Papua, utamanya di Lembah Baliem—disinyalir karena asap dapur yang terletak di honai, rumah tradisional mereka.
Secara umum, bentuk bangunan honai adalah bundar dengan diameter 4-6 meter. Umumnya, honai berlantai tanah, berdinding anyaman, dan beratap jerami. Honai tidak berjendela dan hanya memiliki satu pintu.
Seringnya mata terkena asap saat mereka memasak, mengakibatkan iritasi dan berujung katarak. Mulai dari yang hanya satu titik hingga memenuhi seluruh permukaan lensa mata, dan mengakibatkan kehilangan daya penglihatan.
Alhasil, baksos operasi katarak pun disambut antusias masyarakat. Operasi yang dilakukan tim dokter mata Perdami sangat professional, dan menggunakan obat-obatan serta peralatan yang mutakhir.
Tercatat 246 penderita katarak Puncak Jaya berhasil dioperasi, dan mereka bisa kembali melihat terangnya dunia. “Kitorang Melihat Terang”, menjadi tagline yang sangat pas.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Beda Purnawirawan TNI-Polri yang Usul Pemakzulan Gibran dan yang Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran |
![]() |
---|
Di Tengah Isu Desakan Purnawirawan TNI Minta Wapres Diganti, Anggota PPAD Temui Prabowo di Istana |
![]() |
---|
Letjen TNI Purn. Dr. H.C. H. Doni Monardo, S.I.P. |
![]() |
---|
Satu Tahun Wafatnya Doni Monardo: Ketika Jenderal Maruli Membangunkan Sang Komandan |
![]() |
---|
Momen Wartawan Senior Berbagi Pengalaman Jurnalistik Bersama Personel Penerangan Kodam Jaya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.