Selasa, 30 September 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Pesantren Program Sebagai Terobosan Pembelajaran di Era Disrupsi Digital

pembelajarannya menggunakan sistem program, sehingga orang menyebut Pesantren Bina Insan Mulia sebagai “pesantren program”.

Editor: Husein Sanusi
zoom-inlihat foto Pesantren Program Sebagai Terobosan Pembelajaran di Era Disrupsi Digital
Pesantren Bina Insan Mulia.
KH. Imam Jazuli

4. Program Eksak Bimaku

Adapun untuk Program Eksak, Pesantren Bina Insan Mulia mendatangkan guru dari UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) Bandung, ITB (Institute Teknologi Bandung), Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta, dan (Universitas Negeri Surakarta) Solo. Sebagai pesantren yang masih muda, sudah ratusan alumni Pesantren Bina Insan Mulia 1 yang diterima di perguruan tinggi umum, baik di dalam maupun di luar negeri. Target kami dengan hadirnya Bina Insan Mulia 2 yang berstandar internasional adalah mampu tembus di sejumlah kampus ternama di Australia, Amerika, Eropa, dan Cina.

5. Program English Bimaku

Untuk materi bahasa Inggris, sejak Pesantren Bina Insan Mulia berdiri memang menjadi prioritas utama. Selain menjalin kerjasama dengan BEC Pare Kediri dan pesantren modern, Pesantren Bina Insan Mulia juga menggunakan buku-buku berstandar internasional, khususnya SMP dan SMA Unggulan Bertaraf Internasional Bima 2 yang menggunakan buku kurikulum dari Oxford, Cambridge, dan Pearson.

Hasil dari program ini sudah nyata. Selain sudah ratusan alumni diterima di sejumlah perguruan tinggi di Timur Tengah, ada beberapa alumni yang berhasil melanjutkan studinya di Australia, Malaysia dan benua Eropa.

6. Program Al-Arobiyah Bimaku

Untuk program bahasa Arab, para santri dikelompokkan ke dalam dua kategori. Ada yang masuk kategori umum dan ada kategori khusus. Kategori khusus disiapkan untuk mereka yang sudah mantap ingin melanjutkan ke Universitas Al-Azhar Mesir dan kampus lain di Timur Tengah.

Mereka langsung ditangani secara khusus oleh para guru yang merupakan alumnus Al-Azhar dan Timur Tengah dengan menggunakan buku-buku referensi Al-Azhar. Tahun 2022 ini, jumlah lulusan Pesantren Bina Insan Mulia yang diterima di Al-Azhar menempati urutan terbanyak dari Indonesia. Ada 90 orang santri yang langsung bisa belajar di Al-Azhar Mesir.

7. Program Qiroatul Kutub Bimaku

Program Qiroatul Kutub Bimaku menerapkan metode Tamyiz dan Amtsilaty yang merupakan inovasi cara membaca kitab kuning. Dengan metode ini, para santri terbukti lebih cepat dan lebih mudah memahami cara-cara membaca kitab kuning.

Pembelajaran dengan sistem program ini sudah berlangsung sejak 3-4 tahun ini. Dan karena tingkat keberhasilannya memenuhi harapan, bahkan ada yang melampaui, maka banyak yang datang ke Pesantren Bina Insan Mulia untuk bertanya.

Umumnya meliputi apa sebetulnya pesantren program itu, kenapa saya merumuskan itu, dan bagaimana jika seandainya pesantren lain meniru atau menerapkan? Sebelum membahas panjang lebar, saya ingin menjawab pertanyaan terakhir dulu.

Saya sering sampaikan bahwa bagi pesantren lain atau pendidikan Islam manapun yang ingin menerapkan sistem atau metode Bina Insan Mulia, saya persilakan. Tidak pakai syarat apa-apa. Bahkan jika ada yang menambahkan sentuhan di aspek tertentu dan hasilnya lebih cepat atau lebih, itupun tidak masalah. Bahkan perlu diapresiasi.

Persyaratan Penting

Untuk menerapkan pembelajaran berbasis program ini memang dibutuhkan persyaratan. Dari pihak pesantren perlu ada keberanian untuk menentukan mata pelajaran yang diprioritaskan. Tidak terhitung jumlah materi pelajaran yang penting, tetapi kebutuhannya bukan itu.

Halaman
1234

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan