Tribunners / Citizen Journalism
Pelangi Testimoni Citarum Harum
Sungai Citarum sangat besar arti, nilai, dan manfaatnya bagi masyarakat. Mengaliri tiga waduk sekaligus, Saguling, Carita, dan Jatiluhur.
"Tiba saatnya saya mengetahui perihal status Citarum sebagai sungai terkotor di dunia," ungkap Yosua.
“Kalau tidak salah urutannya, sungai terkotor pertama adalah Sungai Sarno Italia. Yang kedua, sungai Gangga di India. Ketiga sungai Pasig di Filipina. Keempat, Citarum di Indonesia. Dan kelima sungai Yellow River di Tiongkok,” katanya.
Konon, pernah ada statement kampanye saat pilkada yang mengatakan, bahwa di tahun 2017, air sungai Citarum sudah bisa diminum.
"Faktanya, malah mendapat predikat sungai terkotor di dunia. Jadi, terus terang, sebelum Citarum Harum sudah banyak program memulihkan kondisi Citarum, tapi baru Citarum Harum yang berhasil,” katanya, bangga.
Yosua Sembiring menengarai, ketidakberhasilan program-program pemulihan Citarum yang terdahulu, karena dikerjakan secara sektoral.
“Pak Doni masuk menjadi Pangdam kalau tidak salah 14 November 2017, empat bulan kemudian lahir Perpres Nomor 15 tahun 2018. Perpres ini mengatur dan melibatkan semua pihak. Dan sebelum lahir Perpres, kami hampir tiap hari rapat tiga kali, persis seperti orang minum obat,” katanya disusul tawa hadirin.
Selesai rapat bisa jam 22.00 atau 23.00, masih harus menyiapkan surat-surat. Praktis jam 02.00 dinihari baru istirahat.
“Sejak itu saya banyak suntik vitamin,” katanya, lagi-lagi sambil tertawa.

Sejak menangani Citarum bersama Doni Monardo, sejak itu pula Yosua Sembiring menjadi “jenderal pro lingkungan”.
“Karena saya paham betul penting dan strategisnya lingkungan dan ekosistem yang terjaga. Alhasil, ketika saya menjadi panglima di Papua, saya babat semua tambang-tambang liar. Tidak sedikit yang mencoba-coba menyuap,” katanya.
Yosua juga terinspirasi saat Doni Monardo membabat penambangan liar di Gunung Botak, Pulau Buru, Maluku. Itu pula yang ia jadikan pedoman.
“Agak ngeri juga permainan para penambang liar itu. Tapi prinsip saya, lu jual gua beli, tidak ada urusan,” katanya tegas.
Begitu dalam ia tenggelam dalam program Citarum Harum, sampai-sampai anak-anaknya pun ikut melibatkan diri.
“Mereka yang bikin taman di Cisanti. Sempat diwawancarai media segala…. Saya senang, anak-anak pun mulai peduli dengan Citarum,” kata Yosua.
Ia merasa sangat beruntung pernah bekerja langsung di bawah komando Doni Monardo.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.