Senin, 29 September 2025

Blog Tribunners

Pesona Alam Dante Pine, Enrekang Nyaman Dinikmati Tim JKW-PWI

Di ujung aspal 2 motor Kawasaki KLX 150 dan 230 cc yang ditunggangi Adji Tunang Pratama dan Indrawan Ibonk dari tim Jelajah Kebangsaan Wartawan-PWI

Penulis: Toni Bramantoro
Dok. JKW-PWI
Tim JKW-PWI Nikmati Pesona Alam Dante Pine, Enrekang 

SEEKOR ELANG yang cukup besar tampak melayang layang cukup dekat dipucuk pucuk pinus yang cukup tinggi di seputaran Dante Pine.

Di ujung aspal 2 motor Kawasaki KLX 150 dan 230 cc yang ditunggangi Adji Tunang Pratama dan Indrawan Ibonk dari tim Jelajah Kebangsaan Wartawan-PWI (JKW-PWI) masih terus mengeksplor tempat-tempat menarik di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan,

Kamis sore (27/1), keduanya minus Sonny Wibisono sengaja mengarahkan tujuannya ke Dante Pine, yang berada di bagian utara provinsi Sulawesi Selatan yang memiliki topografi pegunungan.

Jalan meliuk naik dan turun akhirnya sebanding dengan hasilnya lewat penampakan suasana alam yang masih asri dan alami dengan udara segar.

Dante Pine
Dante Pine

Memasuki lokasi Dante Pine, keduanya diharuskan membayar restribusi sebesar Rp.10 ribu/ orang.

Setelah memarkirkan motor tidak jauh dari akses masuk keduanya langsung disambut dengan hamparan hutan pinus yang tak terlalu rapat.

Namun menurut pengunjung lainnya, jika kita datang di musim yang tepat, area tersebut akan sangat lebat.

Lepas dari tempat parkir mereka disambut dengan jalan tanah menurun yang ditingkahi dengan hamparan deretan peguunung Latimojong dan Nona yang berada di depan hutan pinus tersebut, membentuk topografi pegunungan yang indah. Dante Pine sendiri berada di salah satu gunung tersebut.

Ini sebenarnya kekuatan destinasi ini, selain berhawa sejuk, area sekitar yang indah dan pemandangan alam yang masih alami menjadi daya tarik utama di destinasi wisata tersebut.

Namun sayangnya ada beberapa fasilitas wahana untuk memacu andrenalin seperti Tarzan Swing ataupun Skybike terlihat sudah tidak dapat dipergunakan lagi. Sangat disayangkan memang.

Tapi karena sudah terlalu sore, Adji dan Ibonk juga tidak juga mendaptkan info apakah Flying Fox yang di gadang gadang terpanjang di Sulsel itu bisa dipakai atau tidak, karena operator wahana tersebut juga tidak terlihat.

Jadi yang paling memungkinkan adalah menikmati secangkir latte, semilir angin dan makanan kecil menjadi pilihan terbaik disini.

Disini ada kedai kopi yang di kelola oleh anak muda lokal. Beragam jenis kopi mereka tawarkan dengan harga yang masih wajar.

Untuk menikmatinya, pengunjung dapat memiih tempat tempat yang dianggap strategis diatas meja meja taman diantara pepohonan pinus.

Bisa juga menikmatinya diatas gazebo permanen dengan alas simpul temali sehingga pengunjung dapat menikmati kudapan sambil duduk memandang alam yang menghijau tanpa batas.

Halaman
12

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan