Tribunners / Citizen Journalism
Urgensi "Tajdid Lesbumi" dan Tongkat Estafet Komandonya
Selama ini, Lesbumi telah berjasa besar dalam "ngurip-ngurip" kebudayaan: bergerak di akar rumput.
Dimensi-dimensi yang absen kehadiran warga NU umumnya dan Lesbumi khususnya harus segera diakhir. Seni, budaya, dan nilainya yang selama ini dipertahankan dengan cara-cara tradisional, harus segera diganti dengan cara-cara mutakhir berbasis digital, dengan spirit industrialisme, dan semangat globalisasi. Jika tidak maka ketika negara tetangga serumpun seperti Malaysia menginvasi kita dengan "Upin Ipin", misalnya, kita tidak bisa melawan. Bahkan, Lesbumi tampak tak berdaya untuk menghasilkan karya tandingannya.
Alhasil, yang paling penting dari semua itu adalah kesadaran kita untuk memberikan porsi prioritas pada tajdid, gerakan minat turats (teks) ilat tajdid, dan memprioritaskan "al-jadid al-ashlah" dari pada berkutat pada "al-qodim as-sholih". Kita tidak ingin Lesbumi menjadi penonton peradaban dunia yang sedang diukir.
Kita berharap Lesbumi juga ikut andil dalam permainan dan persaingan ini. Bila ada yang mewujudkannya, maka dialah Pendekar Sejati Lesbumi. Maka, menurut hemat penulis, saat ini mungkin tidak ada kader muda NU dengan prestasi segudang dibidang seni dan budaya malampui Gus Aguk, tentu saja seandainya Gus Aguk diberi kepercayaan menakhoda Lesbumi dan beliau bersedia, bukan sebuah harapan yang berlebihan bagi nahdiyyin, tajdid pada Lesbumi akan menjadi kenyataan, sehingga Aswaja betul-betul membumi melalui jalur seni dan budaya model baru. Wallahu a'lam bishawab.
*Penulis adalah Alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri; Alumni Universitas Al-Azhar, Mesir, Dept. Theology and Philosophy; Alumni Universiti Kebangsaan Malaysia, Dept. Politic and Strategy; Alumni Universiti Malaya, Dept. International Strategic and Defence Studies; Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon; Wakil Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia); Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010-2015.*
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.