Tribunners / Citizen Journalism
Inspirasi Bisnis
Jangan Lupa Bahagia
Upaya menuju bahagia menemukan entry point yang sama dengan ikhtiar dan langkah-langkah untuk mencapai kehidupan yang lebih baik (a Better Life).
Editor:
Setya Krisna Sumarga

Kemudian menjadi tergerak dan memiliki curiousity untuk menanyakan dan mencari tahu: sudahkah kita ‘bahagia’?
Atau jangan-jangan kita sendiri bahkan sudah lupa seperti apa ‘bahagia’ sebenarnya. Sampai beberapa saat sejak pertamakali mengangkat topik tersebut, saya semakin tergerak.
Saya ingin menuangkan beberapa pandangan dan gagasan yang mewakili concern pada apa yang sebenarnya saya alami sepanjang perjalanan hidup saya.
Mungkin juga menjadi pengalaman banyak sahabat saya. Setiap bangun pagi dan malam menjelang istirahat, kalimat “Jangan Lupa Bahagia” lalu menjadi begitu jelas menari-nari di benak saya.
Dari berbagai sesi pelatihan dan workshop, diskusi dan sharing dengan beberapa sahabat dan peserta pelatihan, saya tergerak untuk mengumpulkan beberapa artikel yang saya tulis mengenai personality, ethics dan perilaku positive yang menjadi concern saya.
Sebagian besar telah dipublikasikan di beberapa media dan sisanya berupa catatan harian, materi talkshow ataupun hand out pelatihan.
Dari tulisan-tulisan tersebut serta dari berbagai diskusi dan sharing session pada seminar dan training yang berlangsung bersamaan beberapa kesempatan mendampingi program konsultansi, ternyata terdapat pendekatan yang hampir sama memotret komitmen personal dalam kesadaran nilai dan perilaku sehari-hari.
Kesamaan pendekatannya adalah pertama, menyoal bagaimana menempatkan hidup bahagia sebagai tujuan hakiki hidup.
Kedua, bagaimana mendorong perilaku aktif yang bersumber dari kesadaran nilai-nilai dasar seperti integritas, fokus, persistensi, kemauan mengembangkan diri, disiplin dan kemaslahatan orang banyak.
Upaya menuju bahagia menemukan entry point yang sama dengan ikhtiar dan langkah-langkah untuk mencapai kehidupan yang lebih baik (a Better Life).
Ikhtiar ini semakin relevan bagi mereka yang hidup di kota-kota besar dengan kehidupan sosial kemasyarakatan yang heterogen dan kosmopolit yang semakin haus dengan maknakebahagiaan.
Kebahagiaan sendiri menurut Hurlockmerupakan gabungan dari adanya sikap menerima (acceptance), kasih sayang (affection) dan prestasi (achievement).
Ketiga hal tersebut menjadi aspek kebahagiaaan yang saling berkaitan dan mempengaruhi. Kebahagiaan sendiri pada konteks didefinisikan sebagai keadaan psikologis yang positif.
Seseorang memiliki emosi positif berupa kepuasan hidup, pikiran dan perasaan yang positif terhadap kehidupan yang dijalaninya.
Emosi positif bisa berhubungan dengan masa lalu, masa sekarang, atau masa depan, yang dengan mempelajari ketiganya, seseorang dapat menggerakkan emosi ke arah yang positif dengan mengubah perasaan tentang masa lalu, cara berpikir tentang masa depan, dan cara menjalani masa sekarang (Selligman).
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.