Tribunners / Citizen Journalism
Pro Kontra RUU HIP
RUU HIP dan Virus HIV
Pasca-G 30 S/PKI 1965, konflik horisontal melanda bangsa ini. Terjadi saling bantai antara kaum komunis dan kaum religius.
Lalu mengapa komumisme yang sudah bangkrut itu masih ditakutkan di Indonesia? Itu tadi, bangsa ini trauma dengan peristiwa 1948 dan 1965.
Pasca-G 30 S/PKI 1965, konflik horisontal melanda bangsa ini. Terjadi saling bantai antara kaum komunis dan kaum religius.
-
Baca: Reaksi Para Tokoh PDIP soal Pembakaran Bendera saat Demo Tolak RUU HIP: dari Mega hingga Ganjar
Kedua, ketakutan akan bahaya komunisme sengaja diembuskan oleh kelompok-kelompok tertentu untuk kepentingan politik elektoral. Isu PKI selalu diembuskan setiap menjelang pemilu.
Bila sudah begini, tak ada cara lain kecuali RUU HIP bukan hanya tidak akan dibahas oleh pemerintah, dan dihentikan pembahasannya oleh DPR RI, melainkan didrop dari daftar Prolegnas 2020-2024.
Kalau dipaksakan berlanjut, jangan berharap kegaduhan yang menimpa bangsa ini akan berakhir.
RUU HIP hanya akan menimbulkan kontroversi yang kontraproduktif bagi bangsa ini. Sebab, RUU HIP begitu menakutkan layaknya virus HIV.
* Dr H Sumaryoto Padmodiningrat MM: Mantan Anggota DPR RI/Chief Executive Officer (CEO) Konsultan dan Survei Indonesia (KSI), Jakarta.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.