Tribunners / Citizen Journalism
Pro Kontra RUU HIP
RUU HIP dan Virus HIV
Pasca-G 30 S/PKI 1965, konflik horisontal melanda bangsa ini. Terjadi saling bantai antara kaum komunis dan kaum religius.
Ialah Sosio-Nasionalisme, Sosio-Demokrasi, dan Ketuhanan yang Berkebudayaan. Adapun Ekasila adalah Gotong-royong.
Dugaan “pemerasan” Pancasila menjadi Trisila bahkan Ekasila ini berpotensi melanggar Pancasila.
Ironisnya, RUU HIP ini justru diinisiasi oleh PDIP yang kerap mengklaim sebagai parpol Pancasilais, bahkan lebih Pancasilais dari parpol-parpol lainnya.
Mengapa komunisme atau PKI masih menjadi "hantu" bagi bangsa ini? Sebab, mereka suka menusuk dari belakang, justru di saat bangsa ini sedang kerepotan.
Pada 1948, misalnya, PKI yang dipimpin Muso melakukan pemberontakan di Madiun, Jawa Timur.
Padahal saat itu Indonesia sedang menghadapi agresi militer Belanda.
Pada 30 September 1965, PKI yang dipimpin DN Aidit kembali melakukan pemberontakan di Jakarta yang dikenal dengan sebutan Gerakan 30 September 1965 atau G 30 S/PKI dengan menculik tujuh jenderal yang bertujuan mengambil alih kekuasaan atau "coup d'etat" (kudeta) dari tangan Presiden Soekarno. Padahal saat itu Indonesia sedang menghadapi konfrontasi dengan Malaysia.
Apakah saat ini anasir-anasir PKI masih ada? Secara formal tidak ada, karena sudah dilarang melalui TAP MPRS XXV/1966, tapi secara informal dalam bentuk laten dan di dalam pikiran, bisa saja masih ada. Indikasinya, masih ditemukan munculnya atribut-atribut beraroma PKI.
Padahal, alangkah bodohnya bila saat ini masih ada orang yang "kesengsem" atau tertarik dengan ideologi komunis, karena ideologi kiri ini sudah terbukti gagal. Komunisme sudah bangkrut.
Yugoslavia pecah berkeping-keping dan menjadi negara-negara kecil di Balkan. Uni Sovyet pecah, Jerman Timur reunifikasi dengan Jerman Barat dan kini menjadi Jerman.
Kalaupun sekarang masih ada negara yang menganut ideologi komunis, itu tidak banyak seperti China, Kuba, dan Korea Utara. China dan Kuba pun tak sepenuhnya menerapkan komunisme dan sosialisme, karena sistem perekonomian mereka setengah terbuka, antara sosialisme dan kapitalisme.
Korut yang komunis murni, lihatlah rakyatnya yang mayoritas hidup dalam kemiskinan dan ketakutan.
Jadi, komunisme sudah menjadi ideologi usang dan tidak laku. Hanya bangsa bodoh yang masih menerapkan komunisme.
Jadi, sebenarnya kita tak perlu paranoia atau takut berlebihan menghadapi komunisme, karena sebagai ideologi ia sudah bangkrut.
Komunisme telah mengalami seleksi alam di seluruh dunia, dan hari ini komunisme sudah tidak menarik lagi bagi bangsa-bangsa di dunia, kecuali itu tadi, bangsa yang bodoh.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.