Jumat, 3 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

KH Imam Jazuli; Sang Pendobrak Tradisi

Dekade 90 an dan 2000 adalah degade emas yang siap menelorkan beberapa tokoh yang akan menghiasi panggung nasional.

Editor: Husein Sanusi
Pesantren Bina Insan Mulia/Istimewa
KH. Imam Jazuli, Lc. MA., (kemeja putih) adalah Alumni Universitas Al-Azhar, Mesir, Dept. Theology and Philosophy; Alumni Universiti Kebangsaan Malaysia, Dept. Politic and Strategy; Alumni Universiti Malaya, Dept. International Strategic and Defence Studies; Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon; Wakil Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia); Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010-2015. 

Saya bersama Kang Imad (KH. Aris Ni'matullah, Buntet, Cirebon) selalu berada di belakang Kiai Imjaz ketika berproses tempo itu. Kami berdua mencoba menarik benang merah untuk menerka apa yang ada dalam sel-sel otak intelektual kiai Imjaz. Dan ternyata benar! Saat sekembalinya ke tanah air, Kiai yang kini mengasuh 1500 santri ini sangat terbuka kapada seluruh calon anggota legislatif dari partai politik manapun yang hendak bersekolah politik di pesantrennya.

Saya dan Kang Imad kala itu menjadi sudah yakin terhadap Kiai Imjaz bahwa dirinya bukan orang partisan alias hanya condong salah satu partai politik, tapi dalam jiwa seorang pesantren sebenarnya dia lebih menekuni pergolakan intelektualitasnya.

Ini bisa dibuktikan dalam proses perjalananya manakala dirinya terpilih sebagai Ketua Umum Senat Mahasiswa Fakuktas Ushuluddin, Universitas Al Azhar, Mesir. Dan proses pergumulan pemikiran yang sedang berkelindan di seputar sel-sel otak intelektualitasnya semakin memperluas ruang pemikiran Islam untuk bisa dia internalisasikan dalam karakter maupun kepribadiannya kelak di tanah air.

Hal ini bisa disaksikan sepak terjangnya dengan gerbong Senat Mahasiswa Fakuktas, dia menggelar banyak diskusi dengan tokoh-tokoh pemikir Islam dunia, seperti Hassan Hanafi, Fahmi Huwaidi, Muhammad Imarah dan lain-lain, memberikan cahaya yang sangat berarti bahkan membentuk jiwa tersendiri bagi Kiai Imjaz.

Walakin, ide sekularisme Hassan Hanafi tidak lantas membuat Kiai Imjaz berubah menjadi sekuler atau ide rasionalisme Muhammad Imarah, pun tidak membuat mantan aktivis mahasiswa tersebut menjadi seorang muslim rasionalis muktazilah.

Lebih dari itu, Kiai yang kini mengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cisaat, Cirebon ini, dalam perjalanannya malah masuk pada ranah pemikiran Islam dengan membongkar sari nilai yang terkandung pada tradisi ajaran Islam lalu digunakan sebagai solusi atas permasalahan kekinian. Bisa dibilang, Kiai Imjaz mendobrak tradisi dengan melompat ke ranah pasca tradisi Islam untuk negeri ini, sebagaimana diistilahkan pemikir Islam, Abid Al Jabiri dengan "Post Tradisionalisme Islam".

Seperti permasalahan negeri ini menurutnya tidak bisa diselesaikan hanya dengan penegakan Undang-Undang saja, atau dengan analisis ilmiah argumentif, tidak pula dengan lari ke tempat sepi menyibak kehadiran Tuhan saja, tapi ketiganya harus berjalan secara beiringan.

Hal ini terbukti pada kehidupan pesantren yang diasuhnya, dia mendidik para santrinya untuk tetap mengikuti perkembangan zaman tanpa meninggalkan ruh pesantren yang sarat dengan adab dan spiritualnya.

Saya menyadari bahwa saya seonggok prasasti yang sedang bahagia, sebagai saksi perjalanan anak bangsa yang bernama Kiai Imjaz, dengan sepak terjangnya mengajak seluruh elemen bangsa ini mendobrak tradisi beku menjadi tradisi yang cair, hidup dan berkembang sesuai dengan zaman. Wallahu musta'an.

*) Alumni Univ. Al Azhar, Mesir. Jurusan Akidah dan Filsafat. Pengasuh Pondok Pesantren Ekoliterasi "Siradjul Ummah" Jogorogo, Ngawi, Jawa Timur.

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved