Selasa, 7 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Diplomasi Nasi Goreng Versus Diplomasi Garing

Dalam akad itu, Prabowo beroleh hak mengatur ekonomi Indonesia dan menunjuk 10 menteri jika mereka menang pilpres.

Editor: Hasanudin Aco
Ist/Tribunnews.com
Sumaryoto Padmodiningrat. 

Hubungan Megawati-Prabowo mulai mencair saat keduanya bertemu di arena pencak silat Asean Games 2018 di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Agustus 2018.

Prabowo yang juga Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI) menyambut langsung kehadiran Megawati.

Megawati kemudian menceritakan kedekatannya dengan Prabowo dalam pidatonya pada hari ulang tahun ke-46 PDIP di Kemayoran, Jakarta Pusat, 10 Januari 2019.

Putri Proklamator RI Bung Karno ini menyebut hubungannya dengan Prabowo baik-baik saja.

Megawati bahkan mengklaim orang dekat Prabowo kerap menyatakan pada dirinya bahwa Prabowo selalu rindu pada nasi goreng buatannya. Maka terjadilah diplomasi nasi goreng itu.

Kini, setelah Megawati-Prabowo bertemu, yang disebut Megawati sebagai politik nasi goreng, apakah Gerindra akan masuk kabinet?

Kita tidak tahu pasti. Megawati menyerahkan soal kabinet kepada Jokowi.

Jokowi-Prabowo pun sudah bertemu pada 13 Juli 2019 lalu.

Apakah ini sinyal kuat Gerindra bergabung ke kabinet untuk bersama-sama mengelola pemerintahan?

Kita tak tahu pasti. Yang jelas di dalam politik tak ada kawan atau lawan abadi, yang abadi adalah kepentingan.

Namun, baik Gerindra berada di dalam atau luar pemerintahan, yang jelas pemerintah dan Gerindra harus bisa berbuat maksimal untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Setelah ini, sebaiknya Megawati-SBY, Megawati-Amien Rais, dan Jokowi-Amien Rais segera bertemu. Dengan mereka bertemu, setengah dari persoalan bangsa ini telah selesai.

Sementara itu, di siang hari yang sama, tak jauh dari kediaman Megawati, tepatnya di Gondangdia, entah kebetulan atau tidak, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh bertemu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Entah apa motivasinya, yang jelas keduanya tetap bersahabat meskipun Nasdem mengusung lawan politik Anies dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017, yakni Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Anies juga tercatat sebagai deklarator ormas Nasdem sebelum akhirnya menjelma menjadi partai politik.

Halaman
123

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved