Selasa, 7 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Siswa Sayat Tangan, Sekolah Harus Turun Tangan

Lima puluhan siswa SMP di Pekanbaru kedapatan menyayat-nyayat tangan mereka sendiri. Penyebab pastinya masih terus diteliti. Sejauh ini, sejumlah kemu

Istimewa
Ilustrasi 55 siswa SMP di Pekanbaru sayat tangan ternyata perempuan. 

Pihak sekolah, sembari menjaga kerahasiaan siswa, juga berkomunikasi ke publik ihwal masalah yang tengah mereka alami.

Kesigapan sekaligus keterbukaan semacam itu saya tafsirkan sebagai bentuk ketangguhan sekolah. Jadi, alih-alih menyapu masalah ke bawah karpet atau pun memandang problem tersebut sebagai aib, sekolah memilih untuk mencari bantuan dan membuka kesadaran masyarakat luas.

Sikap sedemikian rupa masih terbilang langka, karena tidak sedikit institusi pendidikan lain yang menghadapi masalah justru dengan memutus kehadiran sekolah dalam kesulitan yang sedang menerpa anak didik.

Yakni dengan mengeluarkan siswa serta membangun tembok tinggi lagi tebal dari pihak mana pun yang sedianya ingin urun rembuk dan unjuk peduli.

Langkah-langkah SMP Negeri 18 Pekanbaru tersebut seyogianya dicatat dan dievaluasi dalam penilaian mutu lembaga pendidikan. Tentu saja, dicatat sebagai hal positif bahwa sekolah (dan rumah) sudah konsekuen berperan sebagai garda terdepan penciptaan lingkungan nirkekerasan dan ramah anak. Inilah semestinya yang dipersepsikan sebagai salah satu indikator sekolah favorit.

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved