Senin, 29 September 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Morico Olah Asap Cair dari Limbah Batok Kelapa untuk Meningkatkan Produktivitas UKM

Kabupaten Malang menghasilkan produksi kelapa sebesar 14.253 ton per tahunnya. Sehingga limbah batok kelapa yang dihasilkan sebesar 12% atau 1.710 ton

zoom-inlihat foto Morico Olah Asap Cair dari Limbah Batok Kelapa untuk Meningkatkan Produktivitas UKM
ISTIMEWA
Lima Mahasiswa UB yakni Arsyika Oktaviani (FTP 2015), Sellyan Lorenza Olanda Putri (FTP 2015), Firda Pramesti (FTP 2015), Arta Harianti (FTP 2014), dan M. Fathussalam (FTP 2014) dengan menciptakan MORICO DISCO.

Dikirimkan oleh Arsyika Oktaviani

TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Kabupaten Malang menghasilkan produksi kelapa sebesar 14.253 ton per tahunnya. Sehingga limbah batok kelapa yang dihasilkan sebesar 12% atau 1.710 ton.

Limbah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pembuatan asap cair dengan melakukan proses pembakaran pada batok kelapa.

Asap cair adalah cairan hasil dari proses pembakaran batok kelapa yang dapat diaplikasikan untuk pengawet getah karet, pembasmi hama tanaman (insektisida), hingga pengawet alami makanan pengganti boraks.

Baca: Naysila Mirdad Hadiri Upacara Peringatan HUT RI di Istana Negara Bersama Sang Kekasih, Ini Sosoknya

UKM Putra Tunggal yang berlokasikan di Desa Dawuhan, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang merupakan satu-satunya UKM yang bergerak dibidang pembuatan asap cair di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Asap cair dapat dilihat pada berikut. 

Baca: Tusuk Wajah dengan Besi Hingga Bawa Peti Mati Keliling Kota, Berikut 7 Festival Paling Aneh di Dunia

UKM tersebut masih menggunakan metode konvensional atau sederhana pada setiap tahapan produksinya. Selama proses pembakaran batok kelapa terjadi kebocoran asap yang cukup tinggi.

Selain itu, masih menggunakan bamboo untuk media pengalir asap. Sehingga dengan metode konvensional tersebut, menyebabkan produk yang dihasilkan dari 3 ton batok kelapa adalah asap cair grade c dengan jumlah hanya 50 liter.

Hal tersebut jelas menyebabkan hasil produksi menjadi tidak maksimal.

Permasalahan lain yang dihadapi UKM Putra Tunggal adalah hanya mampu menghasilkan asap cair grade c dengan hasil produksi hanya 50 liter.

Padahal permintaan pasar asap cair grade c, grade b, apalagi grade a terbilang cukup banyak. Namun UKM belum dapat memenuhi permintaan dikarenakan keterbatasan teknologi.

Sehingga hal tersebut berdampak pada kalah bersaing dengan industri asap cair lainnya akibat produktivitas yang rendah.

Disisi lain pula, timbul keresahan dan komplain dari masyarakat sekitar akibat polusi asap hasil proses pembakaran batok kelapa.

Melihat permasalahan tersebut, timbul inovasi dari lima Mahasiswa UB yakni Arsyika Oktaviani (FTP 2015), Sellyan Lorenza Olanda Putri (FTP 2015), Firda Pramesti (FTP 2015), Arta Harianti (FTP 2014), dan M. Fathussalam (FTP 2014) dengan menciptakan MORICO DISCO.

MORICO merupakan alat pembuatan asap cair grade A menggunakan teknologi DISCO (Distilaton Cyclone) untuk meningkatkan produktivitas UKM.

Adapun keunggulan alat tersebut adalah bersifat ramah lingkungan karena memanfaatkan limbah asap hasil pembakaran, waktu produksi menjadi lebih singkat  dari 120 jam menjadi 48 jam, jumlah produksi asap cair grade C meningkat 2 kali lipat dari 50 liter menjadi 100 liter dan dapat dihasilkan asap cair grade A sebanyak 65 liter.

Halaman
12

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan