Tribunners / Citizen Journalism
Tiket Pesawat Picu Inflasi di Provinsi NTT
Sebagai provinsi berbasis kepulauan, angkutan udara tak ubahnya seperti urat nadi bagi masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pemicu kenaikkan harga ini diduga karena supply jumlah penerbangan yang terbatas, apalagi hanya maskapai Garuda Indonesia saja yang tercatat melakukan extra flight pada rute existing Kupang-Makassar. Sedangkan maskapai lain tidak melakukan pengajuan extra flight pada rute existing.
Harga tiket pesawat sejatinya bukan satu-satunya pemicu pembentukan Inflasi di NTT. Transportasi darat dan laut juga merupakan bagian kelompok pengeluaran transportasi.
Akan tetapi melihat kondisi geografi Provinsi Nusa Tenggara Timur yang berbasis kepulauan, rasa-rasanya tidak berlebihan apabila angkutan udara memiliki andil terbesar bagi kenaikkan indeks harga pada kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan.
Meskipun pengendalian harga kelompok primer seperti bahan makanan, sandang, dan kesehatan dianggap lebih penting, pengendalian harga dikelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan khususnya angkutan udara dalam hal ini pengeluaran yang terkait dengan kenaikkan harga tiket pesawat harus disikapi secara serius.
Mengingat transportasi udara bukan hanya dinikmati masyarakat NTT saja melainkan moda utama para wisatawan yang akan menghabiskan waktu liburnya menikmati indahnya pesona alam Provinsi NTT.
Kenaikkan harga tiket pesawat yang tinggi ditakutkan memengaruhi niat wisatawan untuk berkunjung ke NTT.
Menurut hemat penulis, pengendalian harga tiket pesawat perlu dilakukan dengan mengontrol maskapai-maskapai agar tidak menaikkan harga terlalu tinggi dan mendorong maskapai untuk menambah frekuensi penerbangan.
Apabila harga tiket pesawat terkendali, bukan hanya meringankan pengeluaran masyarakat NTT, akan tetapi juga dapat memengaruhi peningkatan kunjungan wisatawan yang pada akhirnya memberikan multiplier effect yang positif pada semua sektor ekonomi di Provinsi NTT.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.