Tribunners / Citizen Journalism
Lucunya Mukidi
Cerita Humor Mukidi Melampaui Meme dan Video Pendek
Cerita-cerita humor Mukidi, konten berbasis teks ternyata mampu bersaing dengan konten seperti foto, meme, video pendek.
Dalam banyak diskusi tentang media baru (new media) yang diadakan Komunikonten, sering dikatakan bahwa generasi yang lahir tahun 90-an sudah kurang tertarik membaca konten-konten berisi tulisan yang panjang, mereka lebih tertarik pada konten sederhana yang cepat dicerna dan spontan membuat orang senyam senyum. Sekali lagi cerita humor Mukidi membuktikan ungkapan itu tidak selalu benar.
Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah cerita-cerita humor Mukidi bisa diekspor sehingga menjadi instrumen diplomasi mengenalkan budaya Indonesia? Bisa saja, tinggal disesuaikan dengan selera humor penghuni bumi, diterjemahkan ke bahasa dunia.
Bukan hal yang mustahil jika suatu hari nanti saat kita naik pesawat terbang. Tayangan-tayangan “Just For laughs” yang biasa kita tonton berganti dengan Cerita-cerita Mukidi yang lucu dan sarat pesan. Cerita-cerita Mukidi juga bisa divideokan bukan?
Nah, sekarang pilihan ada pada kita, dengan fakta kecepatan akses internet, terjangkaunya harga telepon pintar, kian banyaknya aplikasi media sosial serta grup percakapan, telah memudahkan siapa pun membuat, menyebar konten seperti meme, video, foto, infografis dan tulisan. Kini setiap orang bisa memilih, jadi sekadar penikmat konten, atau sekaligus produsen konten.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.