Tribunners / Citizen Journalism
A1 Ditutup, Kita Terancam Lewat Newcastle
Jam menunjukkan pukul 20.22 waktu York, England. Saya menyalakan mesin mobil setelah mengeset GPS dan Google Maps di ponsel saya. Kami lalu menempuh j
Rombongan mereka juga ternyata bernasib sama dengan kami. Hanya rombongan Mas Osa yang berhasil menemukan jalan keluar dari 'lingkaran setan' A1.
Kami pun diarahkan untuk berkumpul ke pom bensin Shell di daerah Thirsk untuk membicarakan exit plan karena roadworks di jalur A1.
"Kita bisa aja lewat Newcastle untuk sampai ke Glasgow," kata Mas Asra meniru ucapan Mas Basid, navigator di mobil Mas Osa.
OMG, sejauh itu kah perjalanan yang harus kita tempuh. Newcastle ke Glasgow, setahu saya, ditempuh 4 jam naik bus.
Bercampur lelah dan panik, saya masuk ke minimarket yang memang selalu ada di tiap pom bensin di sini. Ke toilet dulu yang utama, pikirku.
Meski latte ku belum habis, saya disarankan untuk beli kopi lagi. Saya akhirnya nurut, dan beli satu cup cappuccino dari mesin milik Costa di minimarket tersebut.
Berdasarkan informasi dari petugas di pom bensin, kami harus jalan agak ke timur ke Darlington. Harapannya, A1 yang di Darlington sudah bisa dilalui karena pengerjaan jalan hanya di A1 York saja.
Perjalanan dari Thirsk ke Darlington tidak terlalu lama, sekitar 40 menit saja. Dan ternyata benar, A1 dari Darlington sudah bisa diakses.
Dengan demikian, kami 'tinggal' menempuh 173 miles atau 248 kilometer lagi untuk tiba di Glasgow.
Mental yang terkuras dan energi yang menipis membuat saya tidak sanggup lagi memacu mobil dengan kecepatan maksimal 70 miles/hour.
Bahkan, seringkali saya harus menyalakan lampu dim karena penglihatan saya sudah kabur. Sekitar satu jam dari Darlington, Navigator Mas Osa menelpon Mas Asra.
Rombongan mereka ingin singgah karena Mas Osa ingin istirahat sejenak. Rombongan saya bisa tetap jalan kalau masih sanggup.
Awalnya saya masih sanggup, tapi lalu saya koreksi, dan menyatakan akan ikut berhenti.
Di sebuah pom bensin yang sudah tutup, mobil kami dan Mas Osa berhenti. Mas Osa, yang mobilnya mengikuti saya dari belakang sejak dari Darlington, menyampaikan kalau cara menyetir saya sudah tidak beres.
"Kamu itu kecepatan mobilnya sudah tidak stabil. Beberapa kali saya lihat juga lampu rem menyala tidak beraturan. Kamu sering sekali mengerem," kata mas Osa.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.