Blog Tribunners
El Clasico
Kualitas Barcelona Mengalahkan Permainan Keras Real Madrid
BARCELONA melanjutkan dominasi atas Real Madrid di musim ini. Untuk kedua kali, Barca menekuk sang rival abadi.
Oleh Komang Agus Ruspawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - BARCELONA melanjutkan dominasi atas Real Madrid di musim ini. Untuk kedua kali, Barca menekuk sang rival abadi.
Setelah menang 3-1 pada partai Liga Spanyol 10 Desember lalu, Barca kembali memukul El Real dengan skor 2-1 dalam laga leg pertama perempatfinal Copa del Rey, Kamis (19/1/2012).
Hebatnya, dua-duanya terjadi di kandang Los Galacticos, Santiago Bernabeu. Rentetan kekalahan yang benar-benar membuat pasukan Jose Mourinho harus menanggung malu.
Sejak ditangani Pep Guardiola di tahun 2008, Barca tampil jauh lebih superior ketimbang Madrid. Faktanya, dalam 13 laga El Clasico di semua kompetisi, Barca mencatat sembilan kemenangan, tiga kali seri, dan hanya sekali kalah.
Khusus di Santiago Bernabeu, tim Catalan menuai rekor tak terkalahkan. Masing-masing lima kali menang dan dua kali imbang.
Kunci kemenangan Barca adalah gaya khas permainan tiki taka. Lewat umpan-umpan satu dua sentuhan, yang dikombinasikan dengan kesabaran, mereka mampu mendominasi laga.
Catatan statistik menjelaskan bagaimana dominasi Xavi Hernandez dkk. Mereka menguasai 70 persen penguasaan bola, berbanding 30 persen milik Madrid.
Ini menjadi sebuah ironi bagi tim sekelas Madrid yang dipenuhi pemain-pemain bintang dari berbagai negara hingga menjuluki diri sebagai Los Galacticos.
"Kami menampilkan permainan yang hebat. Secara umum, cuma ada satu tim yang dominan: Barca." Begitu klaim gelandang Barca, Xavi Hernandez, usai pertandingan.
Kemenangan Barca juga menjadi gambaran ketika kualitas lebih pantas berdiri di atas gaya permainan kasar mengarah gaya bar-bar. Xavi pun mengkritisi pilihan Madrid bermain keras menjurus kasar.
Selama 90+5 menit, skuad Barca mampu menunjukkan kualitas permainan secara individu maupun kolektif. Inilah yang membuat Carles Puyol dan Eric Abidal sukses menjebol gawang Iker Casillas.
Sebaliknya Madrid justru menampilkan permainan dengan mental amatiran, keras dan kasar. Main sikat, gebuk sini gebuk sana. Seorang teman di facebook menulis gaya Madrid mirip pemain tarkam.
Disadari atau tidak, inilah yang sebenarnya menjadi muara dari kekalahan Madrid. Iker Casillas cs kehilangan karakter sepakbola menyerang yang di musim ini membuat mereka begitu perkasa di pentas La Liga dan Liga Champions.
Akibat memeragakan permainan keras untuk merebut bola dari kaki-kaki lincah Xavi, Andres Iniesta, Cesc Fabregas, atau menghentikan Lionel Messi, Alexis Sanchez, Madrid bermain tanpa arah.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.