Selasa, 30 September 2025

Langkah Nyata Pariwisata Inklusif dan Netral Karbon, Tekankan Pelestarian Pangan Lokal dan Budaya

Path to Sustainable Growth 2025 menyatukan pemimpin lintas industri dalam upaya memperkuat komitmen terhadap pariwisata berkelanjutan dan inklusif.

Tribunnews.com
BAHAS PARIWISATA - Para peserta diskusi bertajuk ‘Path to Sustainable Growth’ di The Apurva Kempinski Bali, baru-baru ini. Pertemuan ini merupakan acara tahunan yang mempertemukan para ahli dengan tujuan yang sama untuk membentuk pariwisata yang bertanggung jawab, inklusif, dan menguntungkan. 

Hasiolan EP/Tribunnews.com

TRIBUNNEWS.COM – The Apurva Kempinski Bali kembali menjadi tuan rumah pertemuan tahunan Path to Sustainable Growth 2025, yang menyatukan para pemimpin lintas industri dalam upaya memperkuat komitmen terhadap pariwisata berkelanjutan, inklusif, dan berdampak positif.

Acara ini menghadirkan pembicara dari berbagai sektor—termasuk bisnis, kebijakan publik, dan komunitas lokal—untuk membahas strategi nyata dalam pelestarian lingkungan, penguatan nilai sosial, dan pertumbuhan ekonomi yang bertanggung jawab.

Pertemuan dibuka dengan pidato utama dari Drs. Amnu Fuadiy, M.A., Asisten Deputi Manajemen Usaha Pariwisata Berkelanjutan Kementerian Pariwisata RI.

Ia menyoroti lima prioritas pemerintah dalam mendukung pariwisata berkelanjutan, seperti gerakan pariwisata bersih, digitalisasi promosi, pengembangan destinasi berbasis minat khusus, pelestarian budaya, dan ekspansi desa wisata.

Empat diskusi panel digelar selama acara:

1. Blueprint for Building Sustainable Destinations

Alistair Speirs membahas tantangan dalam mengimplementasikan masterplan keberlanjutan. Wenda Ramadya Nabiel menyoroti tanggung jawab sosial dan lingkungan, sementara Jelle Therry memperkenalkan konsep ekosistem regeneratif berbasis ketahanan air, keanekaragaman hayati, dan material ramah lingkungan.

2. The Challenges of Coexistence between Community and Tourism

Dr. Yoga Iswara menyerukan aksi kolektif menuju destinasi net-zero di Bali. Ida Bagus Agung Gunarthawa menekankan pentingnya pengembangan berbasis komunitas, dan Amanda Marcella berbagi pendekatan menuju zero-waste.

John Higson dari Eco Solutions Lombok menunjukkan bagaimana wanatani dapat menjadi solusi ekonomi dan ekologis.

3. The Importance of Sustainable Hospitality and Biodiversity

Helianti Hilman menekankan pelestarian pangan lokal dan budaya. Nicolas Perez membahas pengelolaan air berkelanjutan, Dr. Stefan Phang memperkenalkan program Linen for Life dan Soap for Life, sementara Tobias Wilson membahas pengurangan emisi karbon dari limbah organik.

Yuki Susanto dari PT Suparma Tbk memaparkan strategi efisiensi produksi dan pengelolaan limbah industri.

4. Measuring and Mastering Sustainability

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan