Berburu Kuliner Khas Blora di Blok M: Ada Resto yang Terinspirasi dari Nama Pahlawan Lokal

Berburu Kuliner Khas Blora di Blok M: Ada Resto yang Terinspirasi dari Nama Pahlawan Lokal
 
Glery Lazuardi/Tribunnews.com

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bagi pencinta kuliner, kawasan Blok M, Jakarta Selatan bisa jadi lokasi lengkap berburu makanan favorit.

Tak cuma gerai makanan kekinian, di Blok M juga punya berbagai tempat yang menyuguhkan makanan Nusantara khas Jawa.

Satu di antaranya adalah Depot Sameen yang menawarkan menu autentik dari tanah Blora, Jawa Tengah.

Baca juga: Menikmati Garang Asem Telur Asin di Resto Waroeng Sami Dugi, Favorit Baru Pecinta Kuliner

Tak cuma makanannya, di tempat ini suasananya pun khas Jawa. Lokasinya berada strategis di Wisma Iskandarsyah Raya Blok B.8, Melawai, Jakarta Selatan.

Mengusung konsep rumah makan bernuansa tradisional, Depot Sameen menghadirkan dekorasi klasik yang membawa pengunjung bernostalgia dengan suasana tempo dulu.

Kursi dan meja kayu, temaram lampu gantung khas Jawa, serta sajian khas Jawa Tengah menciptakan pengalaman bersantap yang unik dan nyaman.

Pemilik Depot Sameen, Eko Yuliarto Prabowo, menjelaskan kalau nama Sameen diambil dari nama pahlawan lokal Blora, Samin Surosentiko, yang dikenal sebagai tokoh perlawanan terhadap kolonialisme Belanda.

Menu Andalan

Depot Sameen Sebagai rumah makan khas Jawa, Depot Sameen menyajikan berbagai hidangan otentik, seperti:

Rawon Blora, Opor Ayam, Sate, Tongseng Kambing, dan Nasi Pecel Pincuk.

Tak hanya makanan, Depot Sameen juga menawarkan minuman khas, seperti Kopi Santan dan Jus Honeydew, kombinasi unik dari nanas, bayam, dan madu yang menyegarkan.

“Kami ingin memperkenalkan cita rasa khas Blora sebagai bagian dari kekayaan kuliner Nusantara,” ujar Eko Yuliarto Prabowo saat Grand Opening Depot Sameen, Jumat (31/2/2025).

Konsep Tradisional yang Nyaman Selain menyajikan makanan khas, Depot Sameen juga menghadirkan suasana yang nyaman bagi pengunjung.

Lantai 1 dirancang untuk memberikan pengalaman seperti pulang kampung dengan dekorasi ornamen Jawa dan tanpa televisi agar pengunjung bisa lebih fokus bercengkrama.

“Kami ingin menghadirkan tempat makan yang membuat orang merasa seperti di rumah sendiri, tanpa gangguan media elektronik, hanya suasana khas Jawa yang hangat,” tambah Eko.