Benteng Martello, Saksi Bisu Pendudukan Penjajah Belanda di Pulau Kelor
Benteng Martello juga pernah terdampak tsunami yang dipicu dahsyatnya letusan Gunung Krakatau pada 1883 silam.
"Ini adalah benteng peninggalan Belanda, diperkirakan bangunan ini dibangun tahun 1850-an. Benteng ini namanya Benteng Martello atau 'Benteng Bundar'," ujar Rosadi kepada Tribunnews, di Pulau Kelor, Kepulauan Seribu, Kamis (10/10/2019).
Rosadi kemudian menambahkan, dahulu ada beberapa benteng yang dibangun Belanda di Kepulauan Seribu.
Benteng-benteng itu didirikan di empat pulau yang saling berdekatan yakni Kelor, Bidadari, Cipir dan Onrust.
"Konon ada 4 benteng yang dibangun oleh Belanda pada masa itu, benteng di Pulau Kelor, Pulau Bidadari, Pulau Cipir dan Pulau Onrust," jelas Rosadi.
Terkait fungsinya, Rosadi menambahkan, benteng-benteng itu dimanfaatkan sebagai lokasi pengawasan terhadap wilayah yang menjadi 'dermaga' bagi Belanda.
Perlu diketahui, di kawasan itu Belanda sering melabuhkan kapalnya, sehingga diperlukan adanya benteng pengawasan.
"Fungsinya sebagai benteng pengawas. Dulu Belanda bikin satu benteng ini untuk melindungi tempat berlabuhnya kapal mereka," kata Rosadi.
Dermaga tempat berlabuhnya kapal itu, diawasi Belanda melalui 4 benteng yang sengaja dibangun masing-masing pada 4 pulau di kawasan itu, termasuk Pulau Kelor.
"Diapit 4 pulau ini, Belanda bikin satu tempat berlabuh kapal, jadi benteng ini berfungsi sebagai benteng pengawas, pengamannya," tegas Rosadi.
Bangunan benteng tersebut memang masih terlihat cukup kokoh, namun pada banyak sisinya terlihat rusak karena faktor usia.
Benteng Martello juga pernah terdampak tsunami yang dipicu dahsyatnya letusan Gunung Krakatau pada 1883 silam.
Itu berarti kerusakan akibat bencana alam tersebut terjadi sekitar 30 tahun setelah dibangunnya Benteng Martello.
"Dan bangunannya sendiri ini kita nggak bisa melihat secara utuh karena sudah lapuk. Ini juga sempat kena imbas akibat gelombang tidal (tsunami) saat Gunung Krakatau meletus," ujar Rosadi.