Pengalaman Unik Peserta Ekspedisi Spirit of Majapahit Sebelum Kapal Mereka Singgah di Taiwan
Perjalanan panjang Ekspedisi Kapal Spirit of Majapahit yang menempuh rute Jakarta-Pontianak-Brunei Darussalam-Filipina-Taiwan dan berakhir di Jepang.
Kapal yang dinakhodai oleh Muhammad Amin Azis, dengan kru kapal antara lain Sugiyono, Syahrir, Andi Irham, Wahab, Andi Rahman, Muhammad Affan Afif Ismunandar, Najib Hasanul Arifin, dan Sumitro itu merupakan kapal replika dari masa kerajaan Majapahit di abad ke-13.
Ukuran kapal yang materialnya terbuat dari kayu itu adalah panjang 20 m dan lebar 4,5 m.
Sebelum tiba di Taiwan, tim ekspedisi Spirit of Majapahit telah tiba di di Brunei Darussalam pada 22 Mei 2016.
Perjalanan ekspedisi Spirit of Majapahit banyak menyelipkan kesan.
Menurut cerita salah satu mahasiswa yang ikut dalam ekspedisi ini, Najib Hasanul Arifin, selama perjalanan dari Manila menuju Taiwan, ada pengalaman unik.
Selama perjalanan ombak cukup tinggi sekitar 2--3 meter selama 3,5 hari, perjalanan kali ini dinilai cukup lancar.
"Ada kejadian 'unik' waktu kami mau masuk Luzon strait, di situ banyak persimpangan kapal dari berbagai negara, engine sempat dimatiin beberapa saat untuk menunggu giliran lewat, tiba-tiba ada beberapa merpati yang singgah di kapal yang di kedua kakinya ada gelang besi bernomor, bahkan ada salah satu burung ikut ke Taiwan hingga berlabuh di pelabuhan Kaohsiung baru terbang pergi," tutur Najib.
Ekspedisi Spirit of Majapahit ini menjadi salah satu implementasi langkah kongkrit untuk mendorong terciptanya Indonesia sebagai negara poros maritim dunia sekaligus membawa kembali cerita kekuatan maritim masa lalu.
Ekspedisi Spirit of Majapahit l diharapkan menjadi salah satu sarana untuk terus mempererat hubungan kebudayaan dengan negara-negara yang disinggahi.
Terpenting, seperti kata Menko Maritim Rizal Ramli pada saat melepas delegasi Ekspedisi Spirit of Majapahit awal Mei lalu, ekspedisi ini diharapkan dapat mengirimkan simbol dan pesan bahwa pemerintah Indonesia ingin rakyatnya kembali mencintai laut.
“Sudah terlalu lama kita memunggungi laut, kita lupa bahwa negara kita merupakan negara yang memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia dan sejak abad ke-13, negara kita merupakan negara maritim yang paling berpengaruh,” ujarnya.