Jumat, 3 Oktober 2025

Wisata Bangka Belitung

Susur Sungai Mendo, Bak Menapak Tilas Ekspedisi Maharaja Sriwijaya Dapunta Hyang

Susur Sungai Mendo, bak menapak tilas ekspedisi Maharaja Sriwijaya Dapunta Hyang.

BANGKA POS/ IWAN SATRIAWAN
Aktivitas perahu nelayan di dermaga Kota Kapur. Dulunya dermaga ini ramai disinggahi kapal-kapal berukuran besar yang lewat Selat Bangka.(Bangka Pos/ Iwan Satriawan) 

Stratigrafi/pelapisan benteng tanah ini tebalnya lebih dari sepuluh meter dengan tinggi dua setengah meter.

Di bawah tanah terdapat berbagai benda arkeologis, seperti sisa struktur bangunan candi, keramik Cina abad 9 – 12, patung Wisnu ber-kuluk (mitred Visnu) abad 5 – 7 bernilai sejarah yang belum terkuak.

Di lokasi ini Prasasti Kota Kapur ditemukan oleh J. K. van der Meulen, seorang pegawai pamong praja Sungai Selan, pada bulan Desember 1892.

Penemuan ini mengilhami arkeolog dunia, George Coedes, untuk “menemukan” Sriwijaya. Selama ini perhatian orang terhadap prasasti Kota Kapur hanya dalam rangka pengungkapan mistri Sriwijaya saja.

Belakangan diketahui bahwa di lokasi ini diduga pernah ada kerajaan Mo-ho-hsin.

Prasasti Kota Kapur berukuran tinggi 1,77 meter itu dengan tulisan Wenggi, terdiri dari 10 baris berisi 240 kata Melayu Kuno. Prof.Hendrik Kern menterjemah dan membahas prasasti itu pada tahun 1913.

Ali dari dinas pariwisata Kabupaten Bangka mengungkapkan , ada reruntuhan Candi yang ditemukan diwilayah Desa Kota Kapur.

Desa yang sudah ada sejak zaman kerajaan Sriwijaya tersebut berbatasan dengan rawa- rawa dan terdapat dua benteng dari tanah.

"Disini dulunya merupakan jalur perdagangan yang ramai sejak Abad ke 1 Masehi," ungkap Ali dihadapan 12 wisatawan dari bangka dan puluhan peserta tim Susur Sungai Mendo, Sabtu (16/4) lalu.

Ia menjelaskan maharaja Sriwijaya beserta balatentaranya datang ke pulau Bangka dalam rangka menyerang ke Jawa.

"Di sini istilahnya dijadikan basis," ungkap Ali.

Menurutnya selain ditemukan sejumlah benda prasejarah di seperti Prasati kota Kapur, arca-arca hingga perhiasan emas dan reruntuhan candi, di desa tersenut pada tahun 2015 ditemukan masyarakat batu tulis kecil yang ada tulisan.

"Tulisan tersebut saat ini sedang diteliti arkeolog," jelas Ali.

‎Sementara H Mahadil tokoh masyarakat Desa kota Kapur yang kini memiliki kebun karet di Situs Kota Kapur mengungkapkan berdasrkan peta lama tanhun 1931 posisi Desa Kota Kapur bukan seperti saat ini tetapi berada diatas jauh dari dermaga Kota Kapur maupun situs Kota Kapur.

"Kampung ini pindah ke bawah karena alasan kebutuhan air bersih. Kampung kami sendiri berada diareal 135 hektar di kelilingi benteng. Disini dulunya selain tempat perbaikan kapal, dulunya untuk mengambil air bersih kapal-kapal yang lewat‎ di selat Bangka," jelas M Mahadil.

Ekspedisi susur Sungai Mendo sekaligus ekspedisi situs Kota Kapur yang digagas tokoh Babel Datuk Emron Pangkapi sendiri merupakan terobosan baru untuk pariwisata Bangka Belitung.

Emron mengharapkan Susur sungai Mendo bakal menjado destinasi wisata yang menjanjikan melengkapi wisata pantai dan kuliner yang sudah duluan terkenal di Pulau Bangka.

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved