Jumat, 3 Oktober 2025

Travel Story

Susah Payah Menembus Surga Bawah Laut Raja Ampat di Papua

Keindahan surga bawah laut di Raja Ampat begitu menggoda penggemar diving dan snorkeling. Tapi perjuangan ke sana tidaklah ringan.

KompasTV
Suasana menyelam di perairan bawah laut Raja Ampat di Papua pada malam hari dikelilingi ribuan ikan di sekitarnya ( 

Tak jauh dari situ, ada seekor flute fish, ikan berbadan tipis, panjang seperti flute, hampir transparan. Sedikit takut, aku berhati-hati agar ikan itu tak bersentuhan dengan tubuhku saat melihat ia berenang melintasi perutku.

Baru dua puluh menit di bawah laut, di kedalaman 22 meter, aku mulai menyerah. Kurang istirahat ditambah kegelapan dan berenang melawan arus yang cukup kencang membuatku kelelahan.

Selanjutnya kputuskan berpisah dari teman-teman. Untungnya, salah satu teman dan seorang dive master menemaniku berenang mengikuti arah arus.

Temanku menyoroti aku dengan senternya dan memberi tanda agar aku mendekat. Lalu, ia menyorotkan senternya ke arah ikan buntal atau puffer fish berwarna putih abu dengan garis kuning. Ikannya besar, sekitar 40-50 cm. Ikan terbesar yang kulihat malam itu.

Setelah naik dan mandi air hangat, aku tidur dengan nyenyak di kamar mungil dari kayu, ditemani kelambu untuk menjagaku dari gigitan nyamuk. Ada dua tempat tidur di sana, aku mengambil tempat di sisi yang menjauhi jendela.

Tidak ada televisi. Memang, untuk apa? Terlalu berharga waktu di Raja Ampat Dive Lodge untuk dihabiskan menonton televisi.

Beberapa hari di sana kami habiskan dengan menyelam di beberapa titik. Salah satu tempat favorit kami adalah: Arborek.

Mungkin tidak perlu menyelam, snorkelling saja pun sudah akan membuat Anda terbelalak dengan ribuan ikan selar yang bergerak dalam satu lingkaran, seakan tak peduli hadirnya ikan-ikan besar yang siap menyantap.

Untung Bawa Fotografer Bawah Laut yang Handal

Beruntung, kami pergi bersama Harry Susanto,seorang fotografer bawah laut yang andal. Ia berhasil mengabadikan moment yang belum tentu akan aku alami lagi. Ikan-ikan selar itu berenang mengitariku, di antara kayu-kayu yang menusuk dasar laut, menopang dermaga Arborek.

Gelombang air laut yang beradu seakan membentuk jendela di permukaan laut. Matahari menyelusup masuk menerangiku yang diam tak berkutik karena kagum memandangi ikan-ikan kecil itu.

Sadar ada kamera yang siap mengambil gambar, aku pun berusaha berpose. Sungguh sulit! Berpose di darat saja aku gagal. Namun, ketangkasan Harry berhasil membuat beberapa foto yang terlihat nyata, seperti tiga dimensi. Foto-foto yang dipuji (dan membuat iri) ratusan orang.

Sedikit lebih dalam, aku sempat terpana saat mata menumbuk sekitar 30 ikan sebesar dua telapak tangan berwarna kuning bergaris-garis hitam dan putih, sweetlips namanya.

Mereka berenang di sisi kiri terumbu karang yang beraneka warna, searah arus. Sungguh indah dan unik, karena mereka berenang tanpa berpindah tempat, nyaman bermain bersama kumpulannya.

Halaman
1234
Sumber: Kompas TV
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved