Wisata Sulut
Mengenal Bannada, Desa Tertua di Kepulauan Talaud yang Penuh Mistik
Desa ini dikenal dengan mistiknya yang kuat, dan terus mendapat wanti-wanti agar berhati-hati di sana.
Desa ini pula menjadi pusat bagi warga yang ingin berilmu seperti kekebalan tubuh dan lainnya.
Mendengar kata Bannada, yang terlintas yakni mistik yang kuat.
Namun kengerian dan keangkeran desa Bannada hanya sebatas ekspektasi orang-orang yang mungkin belum mengenal lebih jauh bagaimana kondisi masyarakatnya.

Aktivitas warga desa Bannada. (Tribun Manado/Finneke Wolajan)
Di sini, masyarakat sangat ramah kepada orang baru.
Senyuman hangat, yang mempertontonkan deretan gigi yang mengunyah pinang sering dijumpai.
Bahkan untuk sekadar bercanda, warga di sini sangat mudah tertawa.
Asal niatnya baik, pasti semua akan baik-baik saja.
Dan jika berada di desa dan punya niat jahat, hukum ada akan mengikat pada orang tersebut.
Konon katanya, mereka yang akan ke sini, dengan niat jahat takkan menemukan lokasi desa yang terpencil ini.
Bahasa daerah masyarakat di sini sangat kental, kadang ada yang sulit berbahasa Indonesia, atau sekadar dialeg warga Sulut.
Sehingga kalau ke sini, sebaiknya membawa guide warga lokal yang bisa menerjemahkan bahasa tersebut.
Senyuman para pengunjung pun menjadi bahasa yang universal.
Raja Porodisa sekarang, Julianus Yoro mengatakan kearifan lokal yang masih terjaga saat ini merupakan pesan dari nenek moyang agar terus dijaga.
Begitu pula pesan agar barang-barang pusaka terus diturunkan.

Benda peninggalan kerajaan. (Tribun Manado/Finneke Wolajan)
Barang-barang tersebut sekarang dijaga oleh Julianus, di rumahnya yang dijadikan kantor Desa Bannada.