Wisata Sulut
Mengenal Bannada, Desa Tertua di Kepulauan Talaud yang Penuh Mistik
Desa ini dikenal dengan mistiknya yang kuat, dan terus mendapat wanti-wanti agar berhati-hati di sana.
Kampung tua Desa Bannada ini juga disebut payung utara atau payung keramat.
Sebenarnya, benda-benda pusaka tersebut tak sembarang dikeluarkan oleh para petua adat.
Namun kedatangan tim mendapat respons positif sehingga dapat menyaksikan langsung benda-benda tersebut.
Setiba di desa, terlebih dahulu harus melapor di kantor desa.

Ratunbanua (kiri), Ratuntampa (tengah), dan Kepala Suku Yoro (kanan). (Tribun Manado/Finneke Wolajan)
Raja Porodisa kini yakni Julianus Yoro atau disebut Ratuntampa pun kemudian menjelaskan langsung tentang benda-benda tersebut.
Julianus merupakan turunan raja Porodisa ke-11.
Yulianus didampingi oleh William Sondengan yang merupakan Ratunbanua atau pembantu raja yang merupakan penguasa wilayah Desa Bannada.
Serta Zakharia Potoboda yang merupakan kelapa suku Tal'au.
Kerajaan Porodisa mencakup empat wilayah desa yakni Desa Malat, Bannada, Apan dan Lahu.
Masing-masing desa itu dipimpin oleh Ratunbanua.
Sementara sukunya terbagi empat yakni suku Tal'au, Laetu, Yoro dan Woe yang masing-masing dipimpin oleh kepala suku.
Namun dari empat desa wilayah kerajaan Porodisa tersebut, Bannada merupakan pusat dari kerajaan tersebut.
Di mana desa ini merupakan desa tertua, awal mula kerajaan Porodisa tersebut.
Ketika bertanya-tanya pada masyarakat di kawasan yang lebih maju seperti di Kecamatan Melonguane dan Beo yang berada di kabupaten yang sama, bagaimana kondisi Desa Bannada ini, banyak yang mengernyitkan dahi.
Desa ini dikenal dengan mistiknya yang kuat, dan terus mendapat wanti-wanti agar berhati-hati di sana.