Wisata Bangka Belitung
Terasi Toboali, Udang Asli dari Bangka, Diburu Wisatawan Perancis dan Jepang
Terasi Toboali menarik perhatian wisatawan lokal hingga mancanegara yaitu Jepang dan Perancis, yang menjadikannya sebagai oleh-oleh
Setelah ditumbuk kasar, maka bahan setengah jadi tersebut diendapkan selama satu hari.
Keesokannya bahan yang telah diendapkan tersebut dijemur kembali dan ditumbuk hingga halus dan proses pengepakan dilakukan.
Menurut Fifi, jika musim hujan maka terasi kurang bagus karena kurangnya proses penjemuran.
Selain itu ukuran penambahan garam akan juga menentukan kualitas terasi.
Sedikit yang menjadi keluhan nelayan sungkur adalah semakin sulitnya bahan baku karena keadaan alam dan beberapa faktor manusia.
Jika mendapatkan bahan baku sedikit, pihaknya lebih menggunakan peralatan tumbuk.
Sementara jika bahan baku yang didapatkan banyak maka alat mesin digunakan pihaknya untuk melakukan penghalusan udang tersebut.
Untuk tersedianya terasi, toko Fifi selalu menyediakan jumlah besar terasi bagi pengunjung yang hendak membeli.
Toko yang terletak di Jalan Diponegoro Kampung Padang Toboali ini pernah menjual terasi hingga ke Batam bahkan negara Jepang dan Perancis.
Wisatawan Perancis rela ke rumahnya tahun 2000 silam untuk langsung melihat proses pembuatan terasi hingga rasa yang dihasilkan untuk olahan masakan.
Bahkan, saat pameran khas daerah di Jakarta belum lama ini, Toko Fifi dapat menjual sekitar 40 kilogram hanya dalam dua hari.
Artis seperti Christine Hakim hingga Farhat Abbas juga ikut memborong terasi asli asal Toboali ini.
Terasi Toboali paling tepat jika diolah dalam pembuatan sambal, tumis-tumisan, sambal ikan bakar hingga makanan berkuah khas daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Selain terasi, keluarga yang memiliki rumah sekaligus sentra penjualan tepat dipertigaan pesantren Kampung Padang Toboali ini turut menjual makanan khas Toboali lain seperti rusip yang terbuat dari ikan kecil.
Harga perbotol kisaran Rp 10 ribu serta kerupuk ikan kisaran harga Rp 40 ribu perkilogramnya.