Sabtu, 4 Oktober 2025

Wisata Bangka Belitung

Terasi Toboali, Udang Asli dari Bangka, Diburu Wisatawan Perancis dan Jepang

Terasi Toboali menarik perhatian wisatawan lokal hingga mancanegara yaitu Jepang dan Perancis, yang menjadikannya sebagai oleh-oleh

Bangka Pos
Terasi Toboali 

Laporan Wartawan Bangka Pos, Ajie Gusti

TRIBUNNEWS.COM, BANGKA - Aroma udang tercium saat pertama kali memegang benda berwarna kemerahan-merahan ini.

Udang merupakan bahan utama pembuatan terasi asal Toboali Kabupaten Bangka Selatan.

Terasi Toboali menarik perhatian wisatawan lokal hingga mancanegara yaitu Jepang dan Perancis, yang menjadikannya sebagai oleh-oleh.

Bahan dapur yang biasa disebut masyarakat setempat belacan ini hampir tersebar hampir di seluruh Indonesia.

Teksturnya yang lembut dan berwarna kemerahan sangat digemari, sebagai bumbu dapur.

Kampung Padang Toboali merupakan wilayah sentra pembuatan terasi khas Kabupaten Bangka Selatan.

Lokasinya terletak sekitar lima menit dari kawasan Simpang Lima Toboali.

Meski termasuk home industri, tetapi wisatawan tidak perlu khawatir akan cita rasa dan kualitasnya.

Harga terjangkau kisaran mulai dari Rp 50 ribu hingga Rp 60 ribu perkilogram.

Perajin belacan Fifi (50) mengungkapkan pembuatan terasi milik keluarganya tersebut sudah dimulai sejak tahun 1972.

Istri dari Syahroni (66) ini dalam sehari dapat menghasilkan hingga berpuluh-puluh pak terasi yang terbungkus berukuran setengah kilogram.

Demi mencukupi pasokan pembeli, terkadang pihaknya membeli dari nelayan sungkur sekitar untuk tetap memenuhi permintaan pengiriman ke wilayah Sungailiat Kabupaten Bangka.

Kualitas belacan ditentukan dari bahan udang yang bebas campuran ikan.

Proses penjemuran dilakukan hanya sekitar dua jam. Kemudian bahan baku udang ditumbuk yang dicampur garam di dalam alat yang disebut lesung.

Setelah ditumbuk kasar, maka bahan setengah jadi tersebut diendapkan selama satu hari.

Keesokannya bahan yang telah diendapkan tersebut dijemur kembali dan ditumbuk hingga halus dan proses pengepakan dilakukan.

Menurut Fifi, jika musim hujan maka terasi kurang bagus karena kurangnya proses penjemuran.

Selain itu ukuran penambahan garam akan juga menentukan kualitas terasi.

Sedikit yang menjadi keluhan nelayan sungkur adalah semakin sulitnya bahan baku karena keadaan alam dan beberapa faktor manusia.

Jika mendapatkan bahan baku sedikit, pihaknya lebih menggunakan peralatan tumbuk.

Sementara jika bahan baku yang didapatkan banyak maka alat mesin digunakan pihaknya untuk melakukan penghalusan udang tersebut.

Untuk tersedianya terasi, toko Fifi selalu menyediakan jumlah besar terasi bagi pengunjung yang hendak membeli.

Toko yang terletak di Jalan Diponegoro Kampung Padang Toboali ini pernah menjual terasi hingga ke Batam bahkan negara Jepang dan Perancis.

Wisatawan Perancis rela ke rumahnya tahun 2000 silam untuk langsung melihat proses pembuatan terasi hingga rasa yang dihasilkan untuk olahan masakan.

Bahkan, saat pameran khas daerah di Jakarta belum lama ini, Toko Fifi dapat menjual sekitar 40 kilogram hanya dalam dua hari.

Artis seperti Christine Hakim hingga Farhat Abbas juga ikut memborong terasi asli asal Toboali ini.

Terasi Toboali paling tepat jika diolah dalam pembuatan sambal, tumis-tumisan, sambal ikan bakar hingga makanan berkuah khas daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Selain terasi, keluarga yang memiliki rumah sekaligus sentra penjualan tepat dipertigaan pesantren Kampung Padang Toboali ini turut menjual makanan khas Toboali lain seperti rusip yang terbuat dari ikan kecil.

Harga perbotol kisaran Rp 10 ribu serta kerupuk ikan kisaran harga Rp 40 ribu perkilogramnya.

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved