ASSI: Satelit Orbit Rendah Akan Mendisrupsi Bisnis Telekomunikasi Seluler dan ISP di Indonesia
Satelit LEO adalah satelit yang mengorbit bumi pada ketinggian rendah, biasanya antara 500 hingga 2.000 km di atas permukaan bumi.
Penulis:
Choirul Arifin
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
Gubernur Mirza hadir di Shandong bersama sejumlah delegasi dari unsur pemerintah dan pelaku usaha dari 24 negara.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Lampung, Ary Meizary Alfian, mengatakan kunjungan Pemprov Lampung ke China atas undangan resmi dari Pemerintah Provinsi Shandong.
Satelit Majukan Sektor Pertanian dan Pertahanan
Sigit menambahkan, satelit sangat membantu perekonomian seperti memajukan sektor pertanian.
"IoT makin banyak,dan banyak area yang tak tercover oleh layanan GSM, hal itu bisa dilayani oleh space (satelit)," ungkapnya.
"Untuk kebutuhan pertahanan, satelit space juga dibutuhkan. Bisa saling mengintegrasikan, misalnya untuk kebutuhan radar."
"Indosat sekarang sudah mengantongi izin telekomunikasi khusus bidang pertahanan. Hal ini mengejutkan dan menunjukkan kebutuhan satelit untuk pertahanan dan bisnis itu semakin melengkapi," beber Sigit,
Menurut dia, Indonesia harus mampu mengejar ketertinggalan dalam pemanfaatan teknologi dengan segala cara baik dengan memaksimalkan talent maupun pengetahuan.
Asosiasi Satelit Indonesia Minggu depan akan menyelenggarakan konferensi tahunan ke-21 Asia Pacific Satellite Conference (APSAT) selama dua hari pada 2 dan 3 Juni 2025 di Jakarta.
Saiful Hidayat Kepala Biro Conference dan Event Asosiasi Satelit Indonesia yang juga Ketua Panitia APSAT 2025 mengatakan, APSAT 2025 merupakan kegiatan tahunan dan sudah yang ke-21 kalinya diselenggarakan Asosiasi Satelit Indonesia.
"Event ini menjadi wadah bagi para pelaku industri satelit yang berbisbis di Indonesia. Ada business player regional dan dunia yang hadir. Di akhir sesi, ada forum diskusi dengan asosiasi terkait seperti MSTEL, APJII dan lain lain.
"Di event tahun ini kita coba hadirkan inovasi di ekosistem satelit, untuk melihat seberapa jauh teknologi bisa memberikan impact (dampak) pada ekosistem satelit di Indonesia.
"Di akhir sesi kegiatan, kita juga akan integrasikan event ini dengan hackathlon, semacam ajang pencarian talent yang diikuti sektor industri satelit dan mahasiswa," sebut Saiful.
Babak finalnya di hari kedua penyelenggaraan APSAT 2025. "Akan ada presentasi dan hasil teknologi yang meteka sudah buat," imbuhnya.
Menurut Sigit, event APSAT 2025 bisa menjadi platform untuk mendiskusikan berbagai peluang pengembangan bisnis satelit dan pemanfaatan teknologi satelit di Indonesia karena akan dihadiri banyak stake holder.
"Di Indonesia, bisnis satelit yang ada belum sepenuhnya bisa diserap oleh sektor pemerintahan. Salah satu penyebabnya karena budgeting masih kecil. Belanja teknologi satelit masih didominasi oleh sektor swasta meski belanjanya juga masih terbatas," bebernya.
Kembangkan Pusat Inovasi Regional, Awamio Gandeng Perusahaan Teknologi Malaysia |
![]() |
---|
Pendapatan Emiten Remala Rp86,39 Miliar di Kuartal I 2025, EBITDA Juga Naik |
![]() |
---|
Telkom Terima Audiensi Pemda dan Berbagai Komunitas Papua Selatan Bahas Transparansi Pemulihan SKKL |
![]() |
---|
Perkuat Infrastruktur Digital Nasional, Emiten Remala Abadi Teken MoU dengan 7 Perusahaan |
![]() |
---|
7 Pakar Yakin Israel Kembangkan Program Nuklir, Foto Satelit Mengungkapnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.