Sabtu, 4 Oktober 2025

Liga Champions

Paris Saint-Germain dan Inter Milan Ciptakan Aura Final Liga Champions yang Berbeda

Paris Saint-Germain (PSG) dan Inter Milan dianggap telah menciptakan aura final Liga Champions yang berbeda pada musim 2025/2026.

AFP/FABRICE COFFRINI
FINAL LIGA CHAMPIONS (ARSIP) - Ilustrasi drawing Liga Champions yang digelar di House of European Football, Nyon, pada 15 Maret 2024. Paris Saint-Germain (PSG) dan Inter Milan dianggap telah menciptakan aura final Liga Champions yang berbeda pada musim 2025/2026. (AFP/FABRICE COFFRINI) 

TRIBUNNEWS.COM - Paris Saint-Germain (PSG) dan Inter Milan dianggap telah menciptakan aura final Liga Champions yang berbeda pada musim 2025/2026, begitulah pandangan Philipe Lahm.

Philipe Lahm yang telah pensiun sejak 2017 silam menilai laga final Liga Champions musim ini yang mempertemukan PSG vs Inter Milan layak untuk dikenang.

Hal ini karena tembusnya PSG dan Inter Milan ke final secara tidak langsung meruntuhkan dominasi tim dari negara lain.

Sebut saja Inggris dan Spanyol, yang beberapa kali mendominasi lantaran mengirimkan wakilnya secara rutin ke final Liga Champions.

Sementara, tim Jerman yang lebih dianggap kuda hitam juga beberapa kali bisa menempatkan wakilnya di final Liga Champions.

Baca juga: Bukan Asal Pilih, Ini Alasan Inter Pakai Jersey Kuning di Final Liga Champions

Seperti yang tersaji pada final musim lalu antara Real Madrid selaku wakil Spanyol, menantang Borussia Dortmund dari Jerman.

Lalu musim-musim sebelumnya, tim Inggris seperti Liverpool, Chelsea dan Manchester City secara bergantian tampil di final.

Sangat jarang tim dari federasi negara lain seperti Prancis ataupun Italia yang tampil di laga final sekelas Liga Champions.

Dari Prancis, tim terakhir yang tampil di final Liga Champions ialah PSG, yang mana kalah dalam perebutan gelar tahun 2020.

Gelandang Chelsea asal Prancis N'Golo Kante meletakkan trofi Liga Champions di stand di sebelah trofi Piala Super menjelang pertandingan sepak bola Piala Super UEFA antara Chelsea dan Villarreal di Windsor Park di Belfast pada 11 Agustus 2021.
TROFI LIGA CHAMPIONS (ARSIP) - Gelandang Chelsea asal Prancis N'Golo Kante meletakkan trofi Liga Champions di stand di sebelah trofi Piala Super menjelang pertandingan sepak bola Piala Super UEFA antara Chelsea dan Villarreal di Windsor Park di Belfast pada 11 Agustus 2021. (Paul ELLIS / AFP)

Jika ditelisik lebih jauh, tim terakhir Prancis yang berhasil keluar sebagai juara Liga Champions ialah Marseille edisi 1993 silam.

Sementara dari Italia, Inter Milan menjadi satu-satunya wakil yang bisa tembus final Liga Champions dalam beberapa edisi terakhir.

Sementara, label tim Italia terakhir yang menjadi juara Liga Champions juga adalah Inter Milan tepatnya tahun 2010 silam.

Berkaca dari hal itu, laga final Liga Champions yang melibatkan dua tim beda negara asal Prancis dan Italia layak diapresiasi.

Itulah sudut pandang dan unek-unek yang ingin disampaikan Philipp Lahm ketika mengetahui laga final musim ini menyajikan sesuatu yang berbeda.

"Senang mengetahui bahwa tim dari lima liga top Eropa sama-sama punya peluang gelar, dan kini bukan hanya didominasi Spanyol atau Inggris," tulis Philipp Lahm ketika berbicara pandangannya dalam rubrik The Guardian.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved