Selasa, 30 September 2025

Liga Eropa

Micky Van de Ven dan Mathys Tel Jimat Keberuntungan Tottenham Hotspurs 

Tottenham Hotspur memiliki dua "jimat keberuntungan" saat menghadapi Eintracht Frankfurt.

Penulis: Deny Budiman
Editor: Muhammad Barir
Instagram Tottenham Hotspur
PERTARUHAN PELATIH- Ange Postecoglou akan menghadapi laga hidup mati pada Jumat (18/4) dini hari WIB.  Jika Tottenham Hotspur gagal mengalahkan Eintracht Frankfurt untuk melaju ke semifinal Liga Europa, maka masa depan sang pelatih diprediksi akan berakhir. 

Bagaimana pun, sang presiden Spurs, Daniel Levy pastinya punya pertimbangan tersendiri mempertahankan Ange. Harapan untuk meraih kejayaan di Liga Europa telah memperpanjang napas sang pelatih, setidaknya untuk sementara waktu.

Pelatih asal Australia itu masih diberi kesempatan untuk menepati janjinya, bahwa ia “selalu memenangkan sesuatu di tahun kedua,” dengan Tottenham Hotspur yang tengah mati-matian mengakhiri puasa gelar selama 17 tahun.

Namun, seluruh masa jabatannya kini bermuara pada leg kedua perempat final Liga Europa di Stadion Deutsche Bank Park, Frankfurt am Main, Jumat (18/4) dini hari nanti, setelah laga leg pertama di London berakhir imbang 1-1 dalam performa yang cukup menjanjikan.

“Ini terasa seperti momen penentu. Mereka butuh kemenangan di Eropa untuk menyelamatkan musim ini —dan mungkin juga menyelamatkan pekerjaan Postecoglou,"  ujar mantan penyerang Arsenal, Alan Smith, kepada Sky Sports News. 

“Bertandang ke Frankfurt, dengan dukungan penuh suporter tuan rumah yang timnya sedang naik daun dan kini duduk di peringkat ketiga Bundesliga, jelas bukan tugas mudah. Saya pun tidak yakin mereka punya kemampuan untuk menghadapinya,” kata Smith.

Sejarah, sayangnya juga tidak berpihak pada Spurs. Tim asal London ini hanya menang tiga kali dari 14 laga tandang terakhir di kompetisi Eropa. Statistik pun tak banyak memberi harapan, dengan performa Tottenham di bawah Postecoglou yang menunjukkan tren mengkhawatirkan.

Hanya tiga tim terbawah di klasemen Liga Primer: Southampton, Leicester, dan Ipswich yang mencatatkan jumlah kekalahan lebih banyak, angka "expected goals against" yang lebih buruk, dan poin tandang yang lebih sedikit dari Spurs musim ini.

Faktanya, sejak kemenangan 4-0 atas Manchester City pada 23 November lalu, hanya tiga tim terbawah tersebut yang meraih poin lebih sedikit dibanding Spurs (18 poin). Sejak kemenangan atas tim asuhan Pep Guardiola itu, Tottenham kalah dalam 12 kali dari 20 pertandingan (menang 5, seri 3).

Rangkaian hasil buruk itu termasuk kekalahan kandang dari dua tim penghuni zona degradasi, Ipswich dan Leicester —di mana kemenangan Leicester tersebut menjadi satu-satunya kemenangan mereka dari 18 pertandingan liga terakhir.

Di sisi lain, Frankfurt menunjukkan gelagat kebangkitan. Usai hasil imbang 1-1 kontra Spurs, pasukan Dino Toppmöller meraih kemenangan meyakinkan 3-0 atas Heidenheim di Bundesliga pada akhir pekan, yang menjadi modal sempurna sebelum menjamu Tottenham

Itu adalah kemenangan kandang ketiga beruntun Frankfurt, yang kini semakin mantap di empat besar Bundesliga dan berpeluang besar lolos ke Liga Champions musim depan — bahkan jika mereka gagal menjuarai Liga Europa.

Di kompetisi Eropa, performa Frankfurt lebih impresif. Mereka meraih empat kemenangan kandang beruntun musim ini, termasuk kemenangan 4-1 atas Ajax dan hasil meyakinkan melawan RFS, Slavia Praha, dan Ferencváros — semuanya tanpa kebobolan.

Berkat catatan itu, Frankfurt difavoritkan lolos ke semifinal Liga Europa untuk ketiga kalinya, menyamai pencapaian Sevilla, dan Manchester United. 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan