Liga Eropa
Micky Van de Ven dan Mathys Tel Jimat Keberuntungan Tottenham Hotspurs
Tottenham Hotspur memiliki dua "jimat keberuntungan" saat menghadapi Eintracht Frankfurt.
Penulis:
Deny Budiman
Editor:
Muhammad Barir
Micky Van de Ven dan Mathys Tel Jimat Keberuntungan Tottenham Hotspurs
TRIBUNNEWS.COM- Tottenham Hotspur memiliki dua "jimat keberuntungan" saat menghadapi Eintracht Frankfurt.
Dua jimat keberuntungan Spurs itu yakni Micky van de Ven, dan Mathys Tel.
Dalam lawatan penting ini, Tottenham akan diperkuat sejumlah pemain yang memiliki pengalaman melawan Frankfurt.
Mathys Tel, meski baru berusia 19 tahun, sudah lima kali berhadapan dengan Frankfurt.
Hasilnya, dua kali menang dan tiga kali imbang. Micky van de Ven juga tak terkalahkan dalam tiga laga kontra Frankfurt, menang sekali, dan imbang dua kali.
“Kami menang saat tandang dan imbang di kandang ketika saya masih di Wolfsburg. Tapi sejujurnya, skuad mereka sekarang sudah banyak berubah dibandingkan saat saya melawan mereka dulu. Kans cukup terbuka," ujar Van de Ven.
Ange Postecoglou Hadapi Laga Pertaruhan Nasib, Menang atau Dibuang
Ange Postecoglou akan menghadapi laga hidup mati pada Jumat (18/4) dini hari WIB.
Jika Tottenham Hotspur gagal mengalahkan Eintracht Frankfurt untuk melaju ke semifinal Liga Europa, maka masa depan sang pelatih diprediksi akan berakhir.
“Situasinya tak bisa dibiarkan terus seperti ini,” ujar Jamie Carragher kepada Sky Sports News. “Jika mereka tersingkir dari Frankfurt, saya pikir akan ada jabat tangan dan kedua belah pihak sepakat untuk berpisah.”
Kekalahan ke-17 di Liga Primer musim ini saat bertandang ke markas Wolverhampton membuat Spurs hanya terpaut tiga kekalahan dari rekor buruk klub: 19 kekalahan dalam satu musim, yang tercatat pada 2003/04 dan 1993/94.
Dengan rata-rata 1,15 poin per pertandingan, Tottenham berpotensi mencatatkan raihan poin terendah sepanjang sejarah di Liga Primer. Jika gagal meraih tujuh poin dari enam laga tersisa — termasuk melawan Liverpool dan Aston Villa — mereka akan finis di bawah 44 poin, yang merupakan rekor terendah pada musim 1997/98 silam.
Kekalahan 2-4 dari Wolves di Molineux yang penuh kesalahan membuat Spurs terdampar di peringkat ke-15 klasemen, hanya dua poin di atas West Ham yang berada di zona degradasi (peringkat ke-17). Posisi itu juga berpotensi menjadi peringkat terburuk sejak musim 1993/94.
“Sulit dipahami bagaimana Postecoglou masih menjabat sebagai pelatih kepala klub ini,” kata Ricky Sacks dari Last Word On Spurs Podcast kepada Sky Sports News. “Rasanya ini adalah bentuk kelalaian dari Daniel Levy dan pihak manajemen. Tidak masuk akal dia masih tetap di sana.”
Bagaimana pun, sang presiden Spurs, Daniel Levy pastinya punya pertimbangan tersendiri mempertahankan Ange. Harapan untuk meraih kejayaan di Liga Europa telah memperpanjang napas sang pelatih, setidaknya untuk sementara waktu.
Pelatih asal Australia itu masih diberi kesempatan untuk menepati janjinya, bahwa ia “selalu memenangkan sesuatu di tahun kedua,” dengan Tottenham Hotspur yang tengah mati-matian mengakhiri puasa gelar selama 17 tahun.
Namun, seluruh masa jabatannya kini bermuara pada leg kedua perempat final Liga Europa di Stadion Deutsche Bank Park, Frankfurt am Main, Jumat (18/4) dini hari nanti, setelah laga leg pertama di London berakhir imbang 1-1 dalam performa yang cukup menjanjikan.
“Ini terasa seperti momen penentu. Mereka butuh kemenangan di Eropa untuk menyelamatkan musim ini —dan mungkin juga menyelamatkan pekerjaan Postecoglou," ujar mantan penyerang Arsenal, Alan Smith, kepada Sky Sports News.
“Bertandang ke Frankfurt, dengan dukungan penuh suporter tuan rumah yang timnya sedang naik daun dan kini duduk di peringkat ketiga Bundesliga, jelas bukan tugas mudah. Saya pun tidak yakin mereka punya kemampuan untuk menghadapinya,” kata Smith.
Sejarah, sayangnya juga tidak berpihak pada Spurs. Tim asal London ini hanya menang tiga kali dari 14 laga tandang terakhir di kompetisi Eropa. Statistik pun tak banyak memberi harapan, dengan performa Tottenham di bawah Postecoglou yang menunjukkan tren mengkhawatirkan.
Hanya tiga tim terbawah di klasemen Liga Primer: Southampton, Leicester, dan Ipswich yang mencatatkan jumlah kekalahan lebih banyak, angka "expected goals against" yang lebih buruk, dan poin tandang yang lebih sedikit dari Spurs musim ini.
Faktanya, sejak kemenangan 4-0 atas Manchester City pada 23 November lalu, hanya tiga tim terbawah tersebut yang meraih poin lebih sedikit dibanding Spurs (18 poin). Sejak kemenangan atas tim asuhan Pep Guardiola itu, Tottenham kalah dalam 12 kali dari 20 pertandingan (menang 5, seri 3).
Rangkaian hasil buruk itu termasuk kekalahan kandang dari dua tim penghuni zona degradasi, Ipswich dan Leicester —di mana kemenangan Leicester tersebut menjadi satu-satunya kemenangan mereka dari 18 pertandingan liga terakhir.
Di sisi lain, Frankfurt menunjukkan gelagat kebangkitan. Usai hasil imbang 1-1 kontra Spurs, pasukan Dino Toppmöller meraih kemenangan meyakinkan 3-0 atas Heidenheim di Bundesliga pada akhir pekan, yang menjadi modal sempurna sebelum menjamu Tottenham.
Itu adalah kemenangan kandang ketiga beruntun Frankfurt, yang kini semakin mantap di empat besar Bundesliga dan berpeluang besar lolos ke Liga Champions musim depan — bahkan jika mereka gagal menjuarai Liga Europa.
Di kompetisi Eropa, performa Frankfurt lebih impresif. Mereka meraih empat kemenangan kandang beruntun musim ini, termasuk kemenangan 4-1 atas Ajax dan hasil meyakinkan melawan RFS, Slavia Praha, dan Ferencváros — semuanya tanpa kebobolan.
Berkat catatan itu, Frankfurt difavoritkan lolos ke semifinal Liga Europa untuk ketiga kalinya, menyamai pencapaian Sevilla, dan Manchester United.
Liga Eropa
Tak Kebagian Medali Juara Liga Eropa, Son Heung-min Bahagia Beri Cap Diri Sendiri |
---|
Tottenham Pertegas Dominasi Tim Unggas Inggris: Liverpool, Newcastle, dan Crystal Palace Terkejar |
---|
Daftar Juara Liga Eropa: Susul Liverpool, Spurs Tinggalkan Catatan Chelsea |
---|
Son Heung-min Catat Sejarah, Spurs Akhirnya Juara Liga Eropa dan Minta Disebut Pahlawan |
---|
Tottenham Hotspur Sah Juara Liga Eropa, Magis Ange Postecoglou Spesialis Trofi Tahun Kedua |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.